Jakarta (ANTARA News) - Ketua Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi), Nellys Soekidi, menilai adanya kejanggalan dalam kasus beras berbahan diduga plastik yang ditemukan di Bekasi Jawa Barat.

"Apa kejanggalan karena sesuai pengalaman saya untuk mencampur beras tidak semudah itu," kata Nellys Soekidi yang sudah 26 tahun menjadi penguasaha beras pada sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu.

Nellys mengatakan kejanggalan itu muncul karena harga biji plastik lebih mahal daripada harga beras sehingga diduga ada motif selain ekonomi.

"Tidak mungkin pedagang mencampur beras dengan plastik, plastik itu mahal. Jika mau menipu pasti ada target keuntungan. Sekarang biji plastik harganya lebih tinggi. Jadi kalau dicampur akan merugi," katanya.

Ia menyesalkan kejadian ini karena sudah mengorbankan pengusaha beras.

"Pelaku usaha beras akan mengalami penurunan kepercayaan yang berimbas pada penurunan omset," kata Nellys.

Di sisi lain, Nellys menilai pedagang yang menjual beras tersebut juga tidak megetahui bahwa berasnya mengandung zat diduga plastik.

"Agen ini katanya beli di Karawang, saya yakin dia juga tidak tahu barang yang dijual begitu. Saya yakin pedagang ini tidak sengaja, dia juga korban," katanya.

Ia juga meminta jika ada korban lain yang mendapatkan beras sejenis untuk segera melapor guna mencari pelaku penyebar beras tersebut.

Pewarta:
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015