Tokyo (ANTARA News) - Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Sabtu, menjanjikan bantuan 453 juta dolar AS kepada negara kepulauan di Pasifik untuk membantu mereka melawan perubahan iklim dan bencana alam.

Abe mengeluarkan janji tersebut ketika memimpin pertemuan dua hari dengan 14 negara kepulauan Pasifik, yang dimulai pada Jumat di Iwaki, Propinsi Fukushima, untuk membahas kebutuhan pembangunan sejumlah negara tersebut.

"Sebagai janji pemerintah Jepang, kami akan memberikan tidak kurang dari 55 miliar yen (453 juta dolar AS) kepada Anda dalam tiga tahun mendatang, dengan tujuan menumbuhkan ketangguhan, yang tidak akan dikalahkan oleh perubahan iklim atau bencana," kata Abe dalam pertemuan tersebut, seperti dikutip AFP.

Babak ketujuh Pertemuan Pemimpin Kepulauan Pasifik (PALM) itu memberikan kesempatan bagi Jepang sebagai tuan rumah untuk berusaha meningkatkan pengaruh mereka di Pasifik, ketika pengaruh ekonomi dan politik dari Tiongkok tumbuh di wilayah tersebut.

Pertemuan setiap tiga tahun tersebut juga dihadiri pejabat tinggi wilayah lain, seperti, Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat.

Para pemimpin negara-negara kepulauan Pasifik telah lama mengeluhkan tentang kenaikan air laut yang mengikis garis pantai mereka serta peningkatan tingkat keparahan dan frekuensi dari fenomena iklim ekstrim, seperti topan super, yang kemungkinan disebabkan oleh pemanasan global.

Mereka mendorong negara-negara maju, yang bertanggung jawab atas sebagian besar emisi pemanasan global, untuk menambah bantuan demi mengatasi kerusakan yang dibawa oleh pola iklim yang keras.

Baru-baru ini, pada Maret, Vanuatu dihantam Siklon Tropis Pam, yang menewaskan 11 orang ketika angin berembus secara terus-menerus dengan kecepatan lebih dari 250 kilometer (155 mil) per jam menyapu keseluruhan negara tersebut dan mempengaruhi sekitar 166.600 jiwa.

Dalam PALM sebelumnya pada 2012, Jepang menjanjikan bantuan hingga 500 juta dolar AS selama tiga tahun untuk para anggota, dengan fokus pada upaya mitigasi kerusakan.

Jepang memutuskan menjadi tuan rumah pertemuan tahun ini di Iwaki, Fukushima selatan, untuk menyoroti kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi berkekuatan 9,0 skala Richter dan tsunami pada 2011, serta rekonstruksi selanjutnya di kawasan itu.

Kota tersebut cukup jauh dari reaktor nuklir Fukushima sehingga tidak mengekspos para tamu dengan tingkat radiasi yang berbahaya, namun justru menjadi pengingat kecelakaan atom terburuk di dunia dalam satu generasi terakhir.

Dalam pertemuan, Jepang memberikan pengakuan negara berdaulat kepada negara pulau kecil Niue, yang berpenduduk 1.611 orang, dan berada 2.400 kilometer sebelah timur laut dari Selandia Baru.

(Uu.R031/B002)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015