Bandarlampung (ANTARA News) - Pemerintah Nepal memberikan penghargaan kepada dua dokter dan satu perawat Indonesia yang telah memberikan pelayanan kesehatan kepada korban gempa di Desa Satunggal Distrik Chandragiri, Kathmandu, Nepal.

"Pada Minggu (24/5) siang, kami melaporkan diri kepada Foreign Medical Team untuk yang terakhir kali sebelum pulang ke Indonesia," kata Andreas Andoko, dokter asal Indonesia yang tergabung dalam Humanitarian Forum Indonesia, saat dihubungi dalam perjalanan pulang dari Nepal ke Jakarta, Senin.

Ia menyebutkan, pihaknya sudah menyerahkan daftar jumlah pasien berikut daftar lima kasus tertinggi yang ditangani di posko kesehatan Indonesia.

"Kami juga harus menyerahkan daftar barang dan obat yang kami serahkan kepada health center di Satungal dan pihak tentara negara Nepal," kata dia lagi.

Mantan Direktur RS Imanuel Bandarlampung itu menyebutkan, sebanyak 573 kasus ditangani posko kesehatan Indonesia di Desa Satunggal Nepal.

Pihak Kementerian Kesehatan dan Populasi Nepal menyatakan rasa senang atas bantuan kemanusiaan yang diberikan pemerintah Indonesia.

Sehubungan telah berakhir masa tugas tim kesehatan Indonesia di bawah koordinasi Humanitarian Forum Indonesia itu, pemerintah Nepal melalui pejabat Kementerian Kesehatan dan Populasi diwakili Dr Guna Raj Lohani dari Health Emergency Operation Center of MOHP, memberikan sertifikat penghargaan kepada tiga tenaga medis Indonesia itu.

Tiga tenaga medis Indonesia itu dinilai telah bekerja baik, serta telah memenuhi syarat dan kualifikasi pelaporan yang benar.

Indonesia sudah dua kali mengirimkan tim kemanusiaan untuk membantu masyarakat Nepal, setelah negara itu dihantam gempa 7,9 SR.

Tim Pertama berangkat pada 28 April 2015 di bawah koordinasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Mereka terdiri dari personel TNI, Kemenkes dan BNPB. Fokus bantuan mereka pada pelayanan rumah sakit lapangan dan pengiriman logistik.

Pemerintah Nepal menetapkan Desa Satunggal Distrik Chandragiri, Kathmandu sebagai daerah operasi tim pertama kemanusiaan Indonesia itu, dan tugas mereka berakhir pada 15 Mei 2015.

Sedangkan tim kedua berangkat di bawah koordinasi Humanitarian Forum Indonesia.

Anggota forum yang memberangkatkan tim kedua ini adalah relawan Rebana (dr Andreas Andoko), Muhammadiyah Disaster Management Center (dr Corona Rintawan), dan Yakkum Emergency Unit (Zr Heri Purwadi).

Tim kedua ini berangkat pada Sabtu (16/5) dari Jakarta.

Pewarta: Hisar Sitanggang
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015