Jakarta (ANTARA News) - Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri bekerja sama dengan Polda Sulteng dan Polda Sulsel menangkap tujuh terduga teroris jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang dipimpin Santoso, dan dua orang lagi tewas dalam baku tembak.

"Yang ditangkap (hidup) adalah AQ, Az, S, F, Ai, H dan N. Dua orang lainnya yang meninggal dunia masih diperiksa DNA-nya untuk memastikan identitas," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Agus Rianto, di Mabes Polri, Jakarta, Senin.

Rangkaian penangkapan jaringan Santoso itu berlangsung sejak Jumat (22/5) hingga Senin (25/5).

Agus menjalaskan, pada Jumat (22/5), Densus 88 Antiteror Mabes Polri dibantu Polda Sulteng dan Polda Sulsel menangkap seorang terduga teroris berinisial AQ.

Menurut Agus, AQ berperan sebagai kurir dan pembawa amunisi kelompok MIT. "Dalam penangkapan AQ, disita beberapa barang bukti yakni 670 amunisi kaliber 5,56 mm, tiga butir amunisi kaliber 7,52 mm dan dua telepon seluler," imbuhnya.

Selanjutnya pada Minggu (24/5), dua terduga teroris tewas dalam baku tembak dengan tim Densus 88 di Desa Gayatri, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.

DNA dua jenazah itu kini masih diperiksa untuk dibandingkan dengan data antemortem guna memastikan identitas keduanya.

Selain itu, di hari yang sama, Polri menangkap lima terduga teroris lainnya yakni Az, S, F, Ai dan H di Makassar, Sulawesi Selatan. "Keterlibatan kelimanya dalam terorisme yakni sebagai kurir, ikut pelatihan militer MIT," katanya.

Sementara pada Senin (25/5) pagi, Polri kembali menangkap seorang terduga teroris berinisial N di Kota Luwuk, Sulawesi Tengah. Dalam jaringan MIT, N diduga berperan sebagai kurir, penyedia logistik dan ikut pelatihan militer MIT.

Hingga kini, polisi masih memeriksa ketujuh terduga teroris yang berhasil diamankan tersebut.

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015