Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah menilai, UKM memerlukan bimbingan pemerintah dan pihak terkait lainnya untuk menghindari kegagalan dan dapat terus berkembang.

"UKM tanpa pendampingan biasanya gagal. Jadi harus ada program pendampingan," kata Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM, Agus Muharram dalam sebuah diskusi di Jakarta, Senin.

Sebelum diberikan bantuan, ia mengatakan bahwa pendampingan UKM dapat dilakukan berupa pelatihan, dan bahkan diberikan kompetisi jika diperlukan.

Setelah didampingi, UKM selanjutnya dapat diberikan modal dan akses pasar agar mampu memasarkan produk dengan baik dan bisa menjangkau konsumen dengan mudah.

"Setelah itu baru dikasi reward. Tidak bisa pelaku UKM itu dilepaskan begitu saja. Setelah mereka siap, kami dari Kementerian Koperasi dan UKM akan menyediakan sarana pemasaran," tegasnya.

Agus mengatakan bahwa masalahnya tak berhenti sampai di situ, karena setelah pemasaran, kualitas dan kuantitas produk kerap diabaikan.

"Di situlah pentingnya standarisasi dan sertifikasi. Jadi mereka setelah dilatih, tidak dilepaskan begitu saja," pungkasnya.

Keberhasilan pembinaan UKM telah dibuktikan Ketua Pengurus Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBH), F.X. Sri Martono, yang merupakan salah satu pembina sektor ini.

Salah satunya dalam bidang produksi mobil. Produk hasil karya pelaku usaha kecil menengah turut digunakan dalam penerapan kandungan lokal produksi mobil Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia di dalam negeri.

"Komponen lokal kedua mobil ini kan sudah mencapai 85 persen, dan beberapa bagian dibuat oleh pelaku UKM," kata Sri Martono.

Pewarta: Try Reza Essra
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015