Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Saleh Husin optimistis industri jamu nasional mampu menembus proteksi pasar global berdasar kemampuan pelaku industri memproduksi jamu yang berkualitas dan memenuhi standar higienitas internasional.

"Kontrol kualitas di industri jamu semakin ketat karena ini demi mempertahankan kepercayaan konsumen. Saya yakin, pelaku industri jamu kita juga mampu memenuhi permintaan pasar global," kata Menperin Saleh Husin melalui siaran pers di Jakarta, Senin.

Hal tersebut diungkapkan Menperin Saleh Husin usai mendampingi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada Pembukaan Musyawarah Nasional Gabungan Pengusaha Jamu Tradisional Ke-7, di Istana Negara, Jakarta.

Kemenperin mencatat, omzet industri jamu terus menanjak dalam beberapa tahun terakhir, di mana pada 2014, penjualan mencapai Rp15 triliun dan pada tahun 2015 diperkirakan mencapai Rp 20 triliun.

Saat ini, terdapat 1.160 industri jamu yang terdiri dari 16 industri skala besar dan 1.144 industri skala kecil dan menengah yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia terutama di Pulau Jawa.

"Keberadaan jamu itu punya arti luas. Selain menjadi identitas nasional karena bagian dari budaya dan kearifan nenek moyang, jamu juga menghidupi 15 juta tenaga kerja,” papar Menperin.

Rinciannya, sebanyak 3 juta terserap di industri jamu yang berfungsi sebagai obat dan 12 juta lainnya terserap di industri jamu yang telah berkembang ke arah makanan, minuman, kosmetik, spa dan aromaterapi.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015