Dhaka (ANTARA News) - Manajer departemen teknologi informasi anak perusahaan Coca-Cola Co di Bangladesh merupakan satu di antara dua orang yang ditangkap karena dicurigai hendak terbang ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok Daulah Islam atau dikenal dengan sebutan ISIS, demikian pihak kepolisian mengatakan pada Senin waktu setempat.

Kedua orang tersebut ditangkap saat pihak kepolisian menggelar razia di ibu kota Bangladesh, Dhaka, pada Ahad malam, demikian keterangan anggota senior kepolisian setempat Sheikh Nazmul Alam.

Salah satu dari kedua tahanan adalah Aminul Islam, kepala bagian teknologi informasi dari perusahaan multinasional yang beroperasi di Bangladesh. Di sela waktu senggangnya, dia diduga bekerja sebagai koordinator regional untuk ISIS.

Sementara seorang lainnya adalah Sakin bin Kamal, seorang guru di sebuah sekolah Dhaka.

Seorang pejabat kepolisian dan sumber dari perusahaan mengatakan kepada Reuters bahwa Aminul Islam bekerja di International Beverages Private Ltd (IBPL), yang merupakan sebuah unit di bawah Coca-Cola.

Sumber perusahaan, yang meminta identitasnya dirahasiakan, membenarkan penangkapan terhadap kepala bagian teknologi informasi dan menambahkan bahwa Aminul Islam telah beberapa hari tidak masuk kerja.

Dalam pernyataan resminya, anak perusahaan Coca-Cola itu mengaku telah mengetahui pemberitaan media mengenai tertangkapnya salah satu karyawan bernama lengkap Aminul Islam Baig.

"Kami akan bekerja sama penuh dengan badan-badan penegak hukum sesuai dengan yang diperlukan," kata mereka.

"Kami membenarkan bahwa Tuan Md Aminul Islam Baid adalah karyawan dari IBPL. Kami bekerja sama penuh dengan badan penegak hukum mengenai persoalan ini," kata juru bicara Cocal-Cola melalui surat elektronik.

Pihak kepolisian mengatakan bahwa dua orang yang ditangkap pada Senin telah mengakui perbuatannya, termasuk mempengaruhi 25 mahasiswa untuk bergabung dengan ISIS, kelompok garis keras yang kini menguasai sebagian wilayah Suriah dan Irak.

Pada beberapa bulan terakhir, kepolisian Bangladesh telah menangkap setidaknya 12 orang karena diduga terlibat dengan ISIS. Sejumlah laporan menunjukkan bahwa kelompok teroris tersebut kini semakin berpengaruh di kawasan Asia Selatan.

Hingga kini masih belum diketahui dengan pasti apakah para anggota ISIS di Asia Selatan bergerak sendirian atau bekerja dengan koordinasi pimpinan pusat di Timur Tengah.

Di Bangladesh sendiri, sudah tiga orang penulis online yang terbunuh oleh kelompok Islam radikal sejak Februari lalu.
(G005)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015