Meskipun mengalami penurunan biaya, pelayanan akan ditingkatkan
Purwokerto (ANTARA News) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo akan segera menetapkan Keputusan Presiden (Keppres) tentang Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) Tahun 2015.

"Insya Allah minggu ini Presiden akan menetapkan, mudah-mudahan besok atau lusa," kata Lukman kepada wartawan usai meresmikan perubahan status STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri) Purwokerto menjadi IAIN (Institut Agama Islam Negeri) Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa.

Ia mengakui bahwa besaran BPIH untuk setiap embarkasi berbeda-beda satu dengan yang lainnya.

Kendati demikian, dia mengatakan bahwa BPIH Tahun 2015 untuk 12 embarkasi di Indonesia rata-rata sebesar 2.717 dolar AS atau turun 502 dolar AS jika dibandingkan BPIH Tahun 2014 yang rata-rata sebesar 3.219 dolar AS.

Menurut dia, kuota jamaah calon haji Indonesia yang akan berangkat ke Tanah Suci pada tahun 2015 sebanyak 168.800 orang.

"Meskipun mengalami penurunan biaya, pelayanan akan ditingkatkan," katanya.

Lukman mengatakan bahwa peningkatan layanan tersebut di antaranya jamaah calon haji selama 15 hari di Makkah akan mendapat makanan satu kali dalam sehari.

Menurut dia, selama ini jamaah calon haji tidak mendapatkan makanan selama di Makkah.

Sementara untuk transportasi udara, kata dia, seluruh jamaah calon haji asal Indonesia bisa mendarat langsung di Madinah. "Biasanya, jamaah harus mendarat terlebih dulu di Jeddah. Kepulangannya ke Indonesia juga bisa langsung dari Madinah," katanya.

Dengan demikian, ujarnya, pelaksanaan ibadah haji akan lebih efisien dan stamina jamaah calon haji akan lebih terjaga.

Terkait sejumlah konflik di Timur Tengah, Lukman mengatakan bahwa Pemerintah Arab Saudi menjamin keamanan jamaah calon haji selama di negara itu.

Sementara saat memberikan sambutan dalam peresmian perubahan status STAIN Purwokerto menjadi IAIN Purwokerto, Menag Lukman Hakim mengatakan bahwa perguruan tinggi keagamaan mempunyai konteks strategis dalam pengembangan ilmu keislamanan dan keindonesiaan.

Menurut dia, tantangan serius bagi perguruan tinggi keagamaaan adalah mencari formula yang tepat yang berkarakter keislaman dan keindonesiaan.

"Problematika saat ini lebih kompleks, maka tranformasi keislaman yang aktual menjadi sesuatu yang mutlak," katanya.

Ia mengharapkan segenap civitas akademika IAIN Purwokerto untuk melakukan terobosan demi menjadikan institut itu sebagai perguruan tinggi yang berkarakter keislaman, berkarakter keindonesiaan, sebagai kampus yang mampu membentengi diri dari upaya radikalisme, serta memiliki tradisi akademik yang tinggi dan berkualitas.

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015