Jakarta (ANTARA News) - Sutradara Dodid Wijanarko berusaha meningkatkan popularitas film di Indonesia dengan membuat dokumenter yang sama menarik dengan film fiksi. 

"Orang berpikir dokumenter menjemukan," ujar Dodid di Plaza Indonesia Film Festival, Selasa. 

"Saya ingin menginformasikan ke teman-teman kalau dokumenter itu menarik," lanjut dia. 

Selain kemasan menarik, film dokumenter juga harus bisa menawarkan tema yang mendalam sehingga penonton mendapatkan ilmu dari dokumenter itu. 

Dalam film dokumenter "Au Lorun" (Aku Menenun), Dodid menampilkan sosok Mesty Ariotedjo, dokter muda dan pemain harpa, yang diharap dapat mewakili mata penonton yang awam terhadap proses menenun. 
Dalam "Au Lorun", Mesty menemui para penenun Flores yang menceritakan berbagai hal tentang tradisi nenek moyang itu, mulai dari proses pembuatan dan makna tenun bagi perempuan setempat. Kehadiran tokoh lain yang mewakili penonton diharap Dodid dapat menjadi daya tarik dari film dokumenter panjang keduanya. 

Au Lorun merupakan bagian dari Plaza Indonesia Film Festival bertema Celebrating Women yang mengangkat kehidupan para wanita di Cinema XXI Plaza Indonesia pada 26-29 Mei 2015
Festival yang baru pertama kali dihelat  juga menayangkan film "The Last Five Years", "7 Hati 7 Cinta 7 Wanita", "Two Days One Night", "Selamat Pagi, Malam" dan "Siti".

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015