Semarang (ANTARA News) - Para pedagang Pasar Johar bagian utara bawah menggelar doa bersama sebelum menempati lapak darurat di kawasan Jalan Agus Salim Semarang, Selasa (26/5) malam.

Doa bersama diikuti oleh puluhan pedagang dipimpin oleh ulama, dan dihadiri oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang Supriyadi, perwakilan dari Dinas Pasar dan UPTD Pasar Johar.

Ketua Kelompok Pedagang Pasar Johar Utara Bawah Arifin menjelaskan doa bersama itu dilakukan para pedagang sebagai tradisi sebelum memasuki tempat baru atau istilah Jawanya "slup-slupan".

"Yang menempati Pasar Johar bagian utara bawah adalah pedagang konvensi, souvenir, busana muslim, perlengkapan ibadah, aksesoris, jam tangan, kacamata, dan kosmetik," katanya.

Ia menyebutkan setidaknya ada 350 pedagang di Pasar Johar bagian utara bawah yang akan menempati lapak sementara di Jalan Agus Salim Semarang.

Berkaitan dengan pembangunan lapak darurat, Arifin mengatakan semuanya dilakukan atas swadaya pedagang yang menginginkan segera bisa berjualan kembali pascakebakaran Pasar Johar.

"Ya, seperti ini kondisinya. Lumayan, namun masih ada beberapa kekurangan, seperti sambungan listrik, dan sebagainya. Tadi saya sudah sampaikan ke Mas Pri (Ketua DPRD Kota Semarang, red.)," katanya.

Ketua Persatuan Pedagang dan Jasa (PPJ) Sabar Menanti Pasar Johar Muchlisan atau akrab Robert membenarkan pembangunan lapak darurat itu merupakan hasil swadaya pedagang.

"Pemerintah Kota Semarang sudah semaksimal mungkin melakukan penataan relokasi sementara di beberapa titik, seperti di Jalan Agus Salim, bekas Matahari Johar, dan gedung parkir bioskop Pasar Kanjengan," katanya.

Namun, Robert mengakui memang masih ada kekurangan, seperti listrik yang belum bisa dihidupkan, padahal instalasi listrik sebenarnya sudah dipasang sekitar seminggu yang lalu.

Sementara itu, Ketua DPRD Kota Semarang Supriyadi mengatakan akan terus mengawal proses penataan pedagang di lapak darurat sampai semua fasilitas penunjang yang diperlukan terpenuhi.

"Harapan kami, Pemkot Semarang konsisten dengan apa yang disampaikan. Makanya, kami akan selalu mengawal apa yang dilakukan pemerintah," kata politikus PDI Perjuangan tersebut.

Salah satunya, kata dia, rencana pembangunan lapak sementara di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang yang sampai saat ini belum menunjukkan progres yang berarti.

Bahkan, Supriyadi langsung menyodorkan nomor telepon selulernya untuk dicatat para pedagang jika ingin menyampaikan keluhan dalam proses penataan pedagang di lapak darurat tersebut.

"Selalu kami kawal, tidak hanya malam ini. Silakan mencatat nomor telepon saya, apabila ada keluhan bisa langsung disampaikan," pungkasnya.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015