Pamekasan (ANTARA News) - Anggota DPR RI asal Madura, Jawa Timur, KH Kholilurrahman menggalang bantuan bagi pengungsi Rohingnya asal Myanmar yang ditampung di lokasi pengungsian di Aceh dan Sumatera Utara dengan pengasuh pondok pesantren di Pulau Garam itu.

Langkah ini, kata Kholilurrahman kepada Antara per telepon, Rabu malam, dimaksudkan sebagai aksi solidaritas kemanusiaan yang menimpa etnik Rohingnya, sekalipun para pengungsi tersebut tidak terkait dengan rakyat Indonesia.

"Saat ini, saya sedang menginventarisasi pesantren-pesantren yang ada di Madura yang siap menampung pengungsi Rohingya dengan memberikan bantuan kebutuhan mereka baik terkait sandang, pangan ataupun pendidikan dan pemulihan mental mereka yang sedang trauma," katanya.

Selain itu, politikus dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini juga mengaku akan menggugah hati para dermawan, baik pengusaha maupun politikus untuk ikut turun tangan membantu mereka.

Pemerintah Indonesia juga diminta segera mengeluarkan kebijakan terkait tragedi kemanusiaan yang menimpa etnik yang mayoritas muslim itu.

"Syukur kalau misalnya ada alokasi dana dari pemerintah untuk para pengungsi Rohingnya itu," kata Kholil.

Mantan Bupati Pamekasan ini juga meminta agar pemerintah Indonesia hendaknya mengadakan komunikasi bilateral dengan Myanmar, guna mencari solusi bersama atas krisis yang melanda negara itu.

Sementara di Madura, tragedi Myanmar yang menimpa etnik Rohingnya ini mendapat perhatian kalangan aktivis mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

Kedua organisasi mahasiswa Islam ini menggalang dana kepada masyarakat untuk membantu para pengungsi dengan cara berbeda.

PMII melakukan penggalangan dana di jalan raya, yakni di sekitar monumen Arek Lancor dengan cara meminta sumbangan kepada pengendara yang melintas di jalur itu.

Sedangkan HMI, penggalangan dana dilakukan melalui rekening yang disediakan khusus untuk para pengungsi etnik Rohingnya itu yang terpusat di Badko HMI Jatim di Surabaya.

Pewarta: Abd Aziz
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015