Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore bergerak menguat sebesar 16 poin menjadi Rp13.204 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.220 per dolar AS.

Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, mengatakan bahwa sebagian pelaku pasar masih yakin bahwa ekonomi Indonesia tetap tumbuh pada tahun ini seiring dengan beberapa proyek infrastruktur telah melakukan "ground breaking" (peletakan batu pertama), situasi itu menjadi salah satu penopang mata uang rupiah.

Ia menambahkan bahwa proyek infrastruktur seperti pembangunan dam dan saluran irigasi itu dapat menjaga pangan nasional sehingga dapat menjaga harga secara wajar yang pada akhirnya dapat menjaga inflasi.

"Target inflasi tahun 2015 sebesar 4 plus-minus 1 persen dapat tercapai," katanya.

Sementara itu, Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova mengatakan bahwa pergerakan rupiah cenderung masih terbatas mengantisipasi negosiasi dana talangan untuk utang Yunani.

"Negosiasi bailout Yunani yang buntu akan membuat pasar keuangan di negera-negara berkembang bergejolak, sehingga dolar AS akan masih menjadi favorit pelaku pasar untuk menjaga nilai," katanya.

Apalagi, lanjut dia, kenaikan suku bunga acuan AS (Fed fund rate) juga masih membayangi pasar keuangan negara berkembang, termasuk di Indonesia. Tadi malam, salah satu data ekonomi seperti pesanan barang tahan lama (Durable Goods Orders) AS sesuai ekspektasi.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu (27/5) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.229 dibandingkan hari sebelumnya (26/5) Rp13.192.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015