Jakarta (ANTARA News) - Yayasan Bung Karno akan merayakan 114 tahun kelahiran Ir Sukarno, Proklamator Kemerdekaan Indonesia, dengan mengadakan diskusi dan bedah buku "Di Bawah Bendera Revolusi" pada Sabtu, 6 Juni 2015.

"Diskusi dan bedah buku itu akan kami adakan di Yayasan Bung Karno," kata Ketua Divisi Program Yayasan Bung Karno Rutny Sigit Lingga di kantornya, di Jakarta, Rabu.

Yayasan Bung Karno sendiri ada di Gedung Pola Lantai 3, Jalan Proklamasi No. 56, Menteng, Jakpus. Menurut Sigit, acara itu rencananya dimulai pada Sabtu (6/6), mulai pukul 11.00 WIB.

"Acara ini terbuka untuk umum dan gratis, tidak dipungut biaya apapun," tuturnya.

Selain merayakan 114 tahun kelahiran presiden pertama Indonesia, kegiatan ini sekaligus memeringati 70 tahun Pancasila, yang pertama kali digaungkan Bung Karno pada 1 Juni 1945 di depan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Adapun "Di Bawah Bendera Revolusi" merupakan kumpulan tulisan Bung Karno yang pertama kali terbit pada tahun 1959 dan berisi pemikiran-pemikiran "Putera Sang Fajar" sejak usia muda.

Buku tersebut, sama seperti karya-karya Bung Karno lainnya, penting dikaji kembali agar selanjutnya dapat diterapkan dalam konteks masa sekarang.

"Indonesia ada karena adanya proses sejarah yang berkesinambungan, tidak terpisah-pisah. Kami dari Yayasan Bung Karno ingin karya-karya proklamator dikaji ulang dan diimplementasikan untuk kebutuhan hari ini," ujar dia.

Negara Kesatuan Republik Indonesia, lanjutnya, seharusnya bisa berdiri tegak dengan akar sejarah yang sudah ditanam kuat oleh para pendahulu. Sayangnya, hal ini seperti dilupakan oleh para pemangku pemerintahan yang menjabat sejak Sukarno tidak lagi menjadi presiden.

Pada masa pemerintahannya, Bung Karno selalu mengingatkan rakyat akan pentingnya sejarah dan terkenal dengan akronim "Jasmerah", jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah.

"Indonesia harus kembali ke akar sejarah. Sejarah harus dijadikan acuan bagaimana membangun negara ini ke depan," kata Sigit.

Pewarta: Michael teguh Adiputra Siahaan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015