Jakarta (ANTARA News) - Polri mengirimkan sampel beras diduga sintetis ke Universitas Indonesia (UI) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk dilakukan penelitian kembali terhadap kandungan bahan kimia yang terdapat dalam beras tersebut.

"Sudah kirimkan (sampel beras) ke UI. Kami mintakan untuk uji laboratorium sebagai pembanding.," kata Kadivhumas Polri Irjen Anton Charliyan, di Mabes Polri, Jakarta, Kamis.

Sampel tersebut diambil dari PT Sucofindo, Cibitung, Bekasi yang sebelumnya telah melakukan uji lab.

Pihaknya pun tidak menyalahkan PT Sucofindo atas data uji labnya yang berbeda dengan laboratorium lembaga-lembaga lain. Adanya perbedaan hasil lab itu, Kadivhumas menduga hal tersebut disebabkan metode pengujian yang berbeda.

"Mungkin karena sistem penelitiannya berbeda. Akan dikoordinasikan (dengan Sucofindo)," katanya.

Sebelumnya hasil pengujian sampel beras yang diduga merupakan beras sintetis di Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri menunjukkan bahwa sampel tersebut tidak mengandung bahan plastik.

Dengan demikian, penyelidikan kasus beras sintetis atau beras plastik dihentikan.

Selain Puslabfor Polri, hasil uji laboratorium oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta Kementerian Perdagangan atas sampel beras tersebut juga menunjukkan hasil negatif mengandung bahan plastik. Sebaliknya hasil uji lab PT Sucofindo memastikan sampel beras positif mengandung bahan plastik.

Beras plastik sebelumnya ditemukan di Pasar Mutiara Gading Timur, Mustika Jaya, Bekasi, atas temuan seorang warga Bekasi, Dewi Septiani yang berbagi informasi mengenai beras plastik di media sosial.

Pihaknya pun tidak menyalahkan Dewi sebagai pelapor. "Ibu Dewi nggak salah. Dari hasil lab Polri, beras terkontaminasi semacam gumpalan. Tapi tidak terdapat kandungan bahan plastik," kata Anton. 

Pewarta: Anita P Dewi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015