Yogyakarta (ANTARA News) - Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan HB X mengadakan jamuan makan malam untuk Wakil Perdana Menteri Tiongkok Liu Yandong dan rombongan di Bangsal Sri Manganti Keraton Ngayogyakarta, Kamis malam.

Liu Yandong bersama rombongan tiba di Keraton Ngayogyakarta pukul 20.00 WIB. Sebelum mengikuti jamuan makan malam, Liu Yandong bersama Sri Sultan HB X melakukan pertemuan selama 15 menit dan bertukar cendera mata di Gedong Jene di kompleks keraton.

Dalam acara jamuan makan malam itu, Sultan memberikan hidangan makanan tradisional Yogyakarta diringi beberapa tarian klasik Yogyakarta antara lain Tari Golek Menak Putri yang menceritakan tentang pencarian jati diri seorang remaja putri.

"Harapan kami delegasi dari Tiongkok, khususnya Wakil Perdana Menteri Tiongkok Liu Yandong dapat meninggalkan acara kenegaraan sejenak untuk menikmati pertunjukan tari klasik gaya Yogyakarta," kata Sultan.

Dalam acara itu, Sultan juga menceritakan sejarah Dinasti Mataram yang terbagi dalam empat periode, mulai Mataram kuna hingga Kerajaan Mataram yang ikut berjuang melawan penjajah dan menyatakan bergabung dengan Republik Indonesia.

"Dari peristiwa penjajahan Belanda sampai Jepang, Kasultanan Yogyakarta diakui keberadaannya secara konstitusi sehingga setiap menggunakan tanah di Yogyakarta harus meminta izin kepada Sultan," kata dia.

Menurut Sultan, sejarah panjang tersebut menjadi penting bagi Keraton Ngayogyakarta untuk terus menjaga komitmen bersama Republik Indonesia untuk menatap masa depan.

"Dalam perjalanan sejarah itulah hingga saat ini hak otonomi Yogyakarta tetap diakui dalam konstitusi Indonesia," kata Sultan.

Sementara itu, Liu Yandong mengungkapkan kegembiraannya dapat berkunjung di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

"Saya bergembira bisa berkunjung ke Kota Yogyakarta. Saya juga bisa merasakan suasana persahabatan masyarakat Yogyakarta," kata dia.

Menurut Liu Yandong, Yogyakarta bukan hanya kota lama, namun patut diakui bahwa Yogyakarta memiliki peran penting dalam kemerdekaan Indonesia.

"Selain itu kemajuan Kota Yogyakarta juga cukup pesat. Banyak bermunculan universitas yang mampu menyatukan tradisi dengan kehidupan modern," kata Liu Yandong.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015