Realisasi penerimaan pajak dan belanja pemerintah yang rendah menjadi faktor yang menurunkan pertumbuhan ekonomi."
Jakarta (ANTARA News) - Ekonom Bank Mandiri Leo Putra Rinaldy menilai bahwa belanja pemerintah yang rendah menjadi salah satu penyebab pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia mengalami tren perlambatan.

"Realisasi penerimaan pajak dan belanja pemerintah yang rendah menjadi faktor yang menurunkan pertumbuhan ekonomi. Pada kuartal I 2011, PDB Indonesia berada di level 6,5 persen, secara tahunan pada tahun yang sama sebesar 6,17 persen. Sementara itu PDB Indonesia pada kuartal I tahun ini sebesar 4,71 persen," kata Leo Putra Rinaldy dalam Paparan Outlook Economic 2015 di Jakarta, Kamis.

Ia menambahkan, perlambatan ekonomi domestik itu berimbas pada hampir semua sektor, hanya empat sektor yang mengalami peningkatan. Sementara sektor pertambangan tercatat yang mengalami pelemahan paling dalam karena harga-harga komoditas terus menurun.

Dipaparkan, kinerja sektor pertambangan pada tahun 2014 sebesar 0,6 persen ketika PDB Indonesia berada di level 5,02 persen. Sementara pada kuartal I tahun 2015 ini kinerja sektor pertambangan minus sebesar 2,3 persen dan PDB Indonesia 4,71 persen.

Sementara itu, Head of Equity PT Mandiri Sekuritas John Rahmat mengatakan, menurunnya ekonomi Indonesia berdampak pada kinerja di industri pasar modal domestik. Pada tahun ini, indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) berpotensi bergerak mendatar sampai akhir 2015 ini.

"Jika kinerja IHSG BEI dibandingkan pada tahun 2014 lalu, berpotensi mendatar bahkan bisa minus menyusul proyeksi perekonomian dalam negeri yang diperkirakan tidak terlalu baik," katanya.

Apalagi, lanjut dia, perolehan laba emiten juga diekspektasikan masih akan tertahan pertumbuhannya, situasi itu akan menjadi kurang menarik bagi investor saham. Pada kuartal I 2015 ini, beberapa emiten besar memang membukukan kinerja kurang baik.

Ia menambahkan, isu mengenai rotasi jabatan atau "reshuffle" Menteri juga akan mempengaruhi kinerja IHSG. Isu itu dapat menentukan arah perekonomian Indonesia ke depannya.

Selain faktor domestik, lanjut dia, kinerja IHSG BEI juga akan dipengaruhi oleh sentimen kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (Fed fund rate).

"Setiap terjadi gelombang kenaikan Fed fund rate, dampak negatif ke pasar modal cukup besar," ucapnya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015