Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise mengatakan adanya video asusila anak terjadi karena kurangnya tindakan pencegahan oleh berbagai pihak dalam mengantisipasi adanya modus-modus kejahatan baru.

"Itu (video asusila anak) masalah yang baru muncul modus baru, menurut saya disebabkan kita di Indonesia tidak memikirkan tindakan alternatif atau pencegahan. Jadi suatu saat muncul tindakan yang tidak kita pikirkan konsep itu (pencegahan) tidak ada," kata Menteri Yohana dalam acara Penghargaan Anugerah Perempuan Indonesia (API) 2015 di Kementerian PP dan PA, Jakarta, Kamis.

Ia khawatir adanya video asusila anak jika diakses anak dapat menyebabkan mereka menggunakan daya khayal secara bebas dan secara tidak sadar menirunya.

Selain itu, ujar Menteri Yohana, video asusila tersebut juga dikhawatirkan menyebabkan kekerasan seksual pada anak meningkat.

Orang dewasa yang lebih paham, ujar dia, seharusnya membimbing dan melindungi anak-anak, bukan malah mengajari hal yang tidak seharusnya.

Untuk itu, ia mengatakan akan menggelar Rakornas dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Kepolisian RI untuk menyusun strategi dalam mengatasi masalah tersebut.

"Kita rencananya akan membuat Rakornas Kementerian PP dan PA, Kominfo dan Kepolisian untuk membicarakan situs pornografi, termasuk prostitusi online dan kekerasan seksual orang tua pada anak," ujar dia.

Selain itu, ia mengimbau orang tua mengawasi anaknya dan mengajarkan pendidikan seks dini dengan benar dan sesuai usia untuk menghindari adanya pelecehan seksual pada anak.

Video anak kecil yang melakukan adegan seks dihadapan beberapa orang lainnya muncul di situs video dan menghebohkan pengguna daring.

Video berdurasi empat menit delapan detik tersebut menyebar di media sosial. Dalam video tersebut, terdapat orang dewasa yang memegang kamera dan memberikan perintah dalam bahasa daerah.

Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015