Pilihannya adalah apakah orang-orang ini semua masuk penjara atau mereka akan terus menghisap darah sepak bola Brasil sampai tetes terakhir
Brasilia (ANTARA News) - Polisi Brasil mulai menginvestigasi tuduhan korupsi dalam industri sepak bola dalam negerinya menyusul penangkapan para pejabat FIFA oleh polisi Swiss atas permintaan pihak berwenang Amerika Serikat Rabu lalu.

Senat Brasil dipimpin mantan bintang timnas Romario yang kini menjadi anggota legislatif, membuka secara resmi penyelidikan terhadap dugaan kontrak-kontrak sepak bola dengan Federasi Sepak Bola Brasil (CBF).

"Tak ada alternatif lain. Pilihannya adalah apakah orang-orang ini semua masuk penjara atau mereka akan terus menghisap darah sepak bola Brasil sampai tetes terakhir," kata Romario yang membawa Brasil menjadi juara dunia 1994 dan sejak itu lama dikenal sebagai pengkritik utama korupsi dalam sepak bola.

Jaksa Agung Jose Eduardo Cardozo memerintahkan polisi federal menyelidiki apakah dugaan korupsi FIFA yang berbasis di Zurich berlaku juga di Brasil.

Para pejabat dan eksekutif Brasil adalah di antara yang masuk dakwaan yang dikeluarkan Kejaksaan Agung Amerika Serikat yang mengumumkan 14 tersangka kejahatan penyuapan, pencucian uang, dan jual beli suara.

Mantan presiden CBF Jose Maria Marin adalah di antara yang ditangkap dan ditahan Rabu lalu, sedangkan Jose Hawilla, orang Brasil yang mendirikan perusahaan pemasaran olah raga Traffic Group, menjadi tersangka yang dinyatakan bersalah atas tuduhan korupsi yang dilayangkan AS.

Para penegak hukum Brasil mengatakan mereka tengah bekerjasama dengan Kejaksaan Agung AS.

Romaria berhasil mengumpulkan tanda tangan dari kolega-kolegnya untuk penyelidikan parlemen atas dugaan kontak yang ditandatangani CBF semasa kepemimpinan Marin, dan penggantinya Ricardo Teixeira.

Romario yang menyebut Piala Dunia 2014 "perampokan terbesar dalam sejarah Brasil" mengelu-elukan langkah AS dan berharap menyaksikan Teixeira juga ditangkap.

Penyelidikan kongres 14 tahun silam berusaha menyelidiki dugaan suap yang dibayarkan kepada para pejabat sepak bola Brasil selama kepemimpinan Teixeira menyangkut kontrak senilai 369 juta dolar AS dan berdurasi 10 tahun antara Nike Inc dan CBF.

Namun penyelidikan ini tak berujung pada langkah hukum para jaksa setelah Nike membantah melakukan pelanggaran.

Kekecewaan Brasil begitu besar, terutama setelah tim nasional mereka dibantai 1-7 oleh Jerman pada Piala Dunia di kandangnya sendiri tahun lalu.

Liga sepak bola domestik Brasil kini dilanda masalah keuangan dan kualitas bermain yang rendah.

Menangkap gejala tidak menguntungkan belakangan ini, CBF dengan cepat mencoret nama Marin dari fasad markas besarnya yang mewah di Rio de Janeiro, Kamis waktu setempat, demikian Reuters.


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015