Jakarta (ANTARA News) - Lalat lebih pintar dari pada yang Anda pikirkan. Berdasarkan riset yang dilaporkan di Cell Press journal Current Biology pada 28 Mei 2015, lalat buah bisa mengetahui waktu.

Lebih keren lagi, serangga tersebut bisa menghubungkan aroma yang berbeda-beda dengan imbalan manis gula, berdasarkan jam: aroma menthol di pagi hari, jamur di sore hari.

Para ilmuwan mengatakan, penemuan menunjukkan kemampuan mental yang mengejutkan dari binatang, seberapa pun kecilnya binatang itu.

"Lalat sekalipun, dengan otaknya yang mungil, memiliki indera perasa akan waktu, kebanyakan binatang mungkin juga punya," kata Martin Heisenberg dari Rudolf Virchow Center di Jerman yang dilansir dari Science Daily.

Pada penelitian sebelumnya, para peneliti menunjukkan bahwa tikus dan lebah madu dapat mengasosiasikan imbalan makanan atau pasangan, contohnya, dengan jam khusus dalam satu hari.

Untuk memahami bagaimana ingatan tentang waktu bekerja dalam studi yang baru, Heisenberg dan koleganya meneliti lalat buah.

Para peneliti melatih lalat lapar untuk mengasosiasikan dua aroma kimia dengan gula di pagi hari atau di sore hari pada dua hari berturut-turut. Di hari ketiga, mereka melakukan tes terhadap pilihan lalat atas satu aroma atau yang lain.

Hasilnya jelas, lalat belajar mengubah pilihan aroma dalam kurun waktu hari. Lalat dites pada pagi hari memilih aroma dipasangkan selama masa percobaan dengan sukrosa di pagi hari, sementara lalat yang dites di sore hari memilih aroma dipasangkan dengan sukrosa pada sore hari.

Kemampuan lalat menandai waktu bertahan selama dua even yang berbeda, dipisahkan oleh periode setidaknya empat jam.

Ilmuwan menemukan kemampuan lalat  menjaga waktu baik dengan kegelapan yang terus-menerus dan siklus gelap terang.

Lalat tidak dapat menjaga waktu, namun, dia dapat mengetahui jika cahaya dinyalakan sepanjang waktu.

Ketiadaan gen jam pada lalat diketahui penting untuk menjaga ritme sirkadian setiap harinya, agar lalat juga tetpa menyukai bau tertentu yang tak bisa mereka asosiasikan dengan waktu.

Penemuan menunjukkan lalat dapat menggunakan waktu sebagai klu tambahan untuk mengetahui apa yang enak dimakan.

Langkah selanjutnya adalah mengeksplorasi mekanisme molekular yang mendasari pemahaman aroma-waktu dalam detil yang lebih besar.

"Dengan serangkaian alat genetis tangguh untuk mempelajari otak lalat, hal itu sekarang bisa dilakukan," kata Heisenberg.

Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015