Kupang (ANTARA News) - Wakil Ketua nonaktif Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto (BW) memuji Brigadir Polisi Rudy Soik sebagai polisi yang berani mengungkap kasus perdagangan manusia di NTT.

"Dia (Rudy soik,red) adalah adalah polisi yang hebat, yang mampu membongkar kasus perdagangan manusia bahkan di tubuh institusinya sendiri," katanya dalam diskusi publik dengan tema Korupsi, Kriminalisasi dan Reformasi Kepolisian di Kupang, NTT, Jumat.

Menurutnya Reformasi Kepolisian harus dilakukan dengan merombak semua strukturnya agar bisa bersama-sama memberantas kasus-kasus korupsi di Indonesia.

Menurutnya Rudy soik adalah salah satu polisi terbaik yang dimiliki oleh Polda NTT, sehingga perlu dijaga untuk membawa instusi kepolian tersebut kearah yang lebih baik lagi.

Rudy Soik merupakan anggota Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) yang pernah melaporkan atasannya ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Ia menduga atasannya itu terlibat dalam mafia perdagangan manusia di NTT.

Namun pada 19 November 2014, Polda NTT menangkap Rudy. Ia menjadi tersangka karena memukuli Ismail Pati Sanga. Diduga, Ismail merupakan kaki tangan dari jaringan perdagangan manusia yang melibatkan Tony Seran. Sementara Tony Seran masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) Polda NTT.

Lanjut BW, NTT sendiri saat ini telah divonis oleh berbagai kalangan sebagai darurat "trafficking", sehingga apa yang dilakukan oleh Rudy Soik adalah suatu bukti bahwa ada polisi yang ingin benar-benar memberantas masalah ini sampai ke akar-akarnya.

"Masalah trafficking serta korupsi itu merupakan organized crime, sehingga jika ada yang berani membongkar masalah itu, apalagi di dalam tubuh kepolisian, ya patut dipuji dan diberikan penghargaan," ujarnya.

Ia juga mengharapkan agar Rudy Soik terus berjuang dengan kebenaran yang ia dapatkan, karena dari ia dengar perbuatan yang dilakukan oleh Rudy mendapat dukungan dari berbagai macam aktivis serta LSM-LSM lainnya.

Selain memuji Rudy Soik dalam membongkar jaringan mafia trafficking di NTT, ia juga mengajak semua pemuda di NTT untuk berani memberantas korupsi.

"Tidak perlu dalam skala yang besar, cukup dari dalam diri, keluarga serta lingkungan sekitar, sehingga kita bisa belajar untuk menghadapi korupsi-korupsi yang terjadi di negara kita," tuturnya.

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015