Zurich (ANTARA News) - Polisi Zurich mengonfirmasi, Jumat, mereka merespon ancaman bom di arena tempat FIFA menyelenggarakan kongres tahunannya, di tengah skandal korupsi masif yang menghantam badan sepak bola dunia itu.

Juru bicara polisi Zurich, Brigitte Vogt, mengonfirmasi kepada AFP, ancaman bom diterima di arena.

"Polisi sudah berada di sana," ucapnya, menolak untuk memberikan detail lebih lanjut.

Sebelumnya, Presiden FIFA, Sepp Blatter, berkata kepada anggota FIFA, Jumat, mereka harus membantu memperbaiki FIFA sekarang juga, di tengah tudingan-tudingan kasus korupsi.

"Bergabunglah bersama kami dalam membawa FIFA kembali ke jalur yang benar di mana kapal-kapal akan berhenti berguncang dan dengan tenang menuju pelabuhan," kata Blatter, pada kongres FIFA ke-65 di Zurich.

"Ini merupakan masalah kepercayaan, komitmen, dan keinginan untuk melakukannya."

"Mari lakukan hal itu... mari lakukan sekarang juga."

Pada Rabu, tujuh pejabat papan atas FIFA ditahan di Zurich pada penyergapan yang dilakukan pada dini hari oleh polisi Swiss, yang bertindak atas permintaan AS dalam skandal korupsi terkini yang menghantam badan tersebut.

"Sosok-sosok yang bersalah merupakan individu-individu, bukan keseluruhan organisasi," tegas Blatter (79), yang berupaya untuk menjadi presiden FIFA untuk kelima kalinya saat pengambilan suara dilakukan pada Jumat malam.

Blatter menyebut, penangkapan-penangkapan di Swiss terjadi di waktu yang sangat tepat untuk memberi dampak kepada kongres.

"Saya tidak akan menggunakan kata kebetulan, namun saya akan menggunakan tanda tanya kecil perihal pemilihan waktunya," tambahnya.

Dugaan-dugaan korupsi telah menghantam FIFA sejak mereka memberikan hak menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022 kepada Rusia dan Qatar.

"Jika dua negara lain keluar dari amplop-amplop, kami tidak akan memiliki masalah-masalah ini, namun kita tidak dapat memutar ulang waktu," keluh Blatter.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015