Ini menjadi pekerjaan rumah kita untuk mengubah pemikiran masyarakat agar menjadikan sungai sebagai halaman depan,"
Bogor (ANTARA News) - Wali Kota Bogor Bima, Arya Sugiarto,mengatakan peran komunitas untuk menggerakkan masyarakat dalam mengubah paradikma sungai sebagai wajah belakang yang selalu menjadi tempat pembuangan sampah dan limbah sangat dibutuhkan, sehingga masyarakat menjadikan sungai sebagai wajah depan yang cantik dan bersih.

"Sungai di kota-kota besar di dunia selalu ada di tengah-tengah membelah kota, menjadi bagian yang paling cantik dari kota. Seperti di Basel, Swiss, kotanya sangat cantik dibelah oleh sungai. Dimana-mana kota yang cantik pasti ada sungainya. Karena masyarakat disana menjadikan sungai sebagai halaman depan," kata Bima saat membuka Lomba Mulung Sampah Ciliwung, di Balai Kota, Sabtu.

Bima mengatakan, Kota Bogor juga dibelah oleh dua sungai besar yakni Ciliwung dan Cisadane, namun kondisinya jauh berbeda dari kota-kota besar di dunia. Pencemaran, sedimentasi dan sampah mewarnai wajah sungai yang membentang di tiga wilayah yakni Bogor, Depok dan Jakarta tersebut.

"Di Kota Bogor kondisi sungai agak berbeda, banyak warga menganggap sungai itu halaman belakang. Ini menjadi pekerjaan rumah kita untuk mengubah pemikiran masyarakat agar menjadikan sungai sebagai halaman depan," katanya.

Bima mengapresiasi upaya Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) Bogor yang aktif dalam menggerakan masyarakat untuk peduli terhadap Sungai Ciliwung dengan konsisten menggelar Lomba Mulung Sampah Ciliwung hingga memasukan tahun ketujuh penyelenggaraan.

Menurutnya, langkah tersebut telah membantu Pemerintah Kota Bogor yang terbatas tenaga dan tidak sanggup mendorong warga untuk turun menunjukkan kepedulian terhadap kebersihan sungai.

"Ternyata kegiatan Mulung Sampah Ciliwung ini tidak hanya diikuti warga dari Kota Bogor saja. Tapi dari luar Bogor juga. Ini menjadi tanggung jawab kita bersama, karena Ciliwung ini mengaliri Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Depok," katanya.

Menurut Bima, Lomba Mulung Sampah Ciliwung sangat bermanfaat dan diharapkan setiap tahun akan lebih besar lagi dalam jumlah masyarakat yang terlibat. Dan Pemerintah Kota Bogor mendukung penuh penyelenggaraan kegiatan tersebut, sehingga menular kepada warga karena warga yang paling memegang peranan.

"Pemerintah Kota Bogor tidak mungkin bekerja sendiri oleh karena itu keterlibatan dan bakti sosial warga itu menjadi kunci utama. Penataan Ciliwung melibatkan semua pihak, antar dinas maupun SKPD diinternalkan. Yang utama membangkitkan kesadaran warga untuk mengelola pinggiran sungai Ciliwung," katanya.

Lomba Mulung Sampah Ciliwung 2015 diikuti 350 relawan dan ratusan warga dari 13 kelurahaan yang dialiri Sungai Ciliwung. Lomba ini menargetkan mengangkat 3.000 karung sampah baik organik maupun non organik.

Koordinator Lomba Mulung Sampah Ciliwung, Muhammad Muslich mengatakan, hasil kajian Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 2011 dan 2014 menyebutkan kualitas air Sungai Ciliwung di bawah baku mutu dari hulu hingga ke hilir. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya, limbah cair maupun padat dari rumah tangga dan perusahaan, sampah dan sedimentasi.

"Selain itu akuisisi bantaran Sungai Ciliwung untuk perumahan, ini melanggar hukum. Seluruh kebijakan tentang sepadan sungai tidak diimplementasikan sehingga prilaku masyarakat melihat sungai sebagai halaman belakang, menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan," katanya.

Muslich mengatakan, Lomba Mulung Sampah Ciliwung bertujuan untuk menggugah kesadaran masyarakat untuk bergotong royong menjaga sungai dan melindungi dari pencemaran. Sekaligus mendorong pemerintah daerah untuk melindungi bantaran sungai dari kerusakan.

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015