Beijing (ANTARA News) - Militer Tiongkok akan mengadakan latihan tembak secara "live" di dekat wilayah perbatasannya dengan Myanmar sebagai dampak dari terjadinya pemberontakan etnis di Myanmar yang meluas ke Tiongkok alias China, demikian dilaporkan Kantor Berita Xinhua, Senin.

Xinhua, yang mengutip beberapa nara sumber militer yang tidak disebutkan identitasnya, menyebutkan bahwa latihan tersebut akan dimulai pada Selasa (2/6), di Provinsi Yunnan. 

China berbatasan darat dan laut dengan Myanmar di provinsi itu, di sisi selatan-tenggara negara Tirai Bambu itu. 

Namun, tidak ada penjelasan rinci lain mengenai latihan tembak itu, seperti jenis senjata yang akan digunakan.

Laporan mengenai latihan itu muncul seiring dengan ketegangan yang berkobar di daerah perbatasan Myanmar, yang sedang menangani pemberontakan etnis di sebelah timur laut Myanmar, negara bagian Shan. 

Myanmar pada Februari telah menyatakan keadaan darurat di wilayah Kokang.

Bulan lalu pihak berwajib setempat di wilayah barat daya China mengatakan, lima orang --satu warga China dan empat dari Myanmar-- terluka setelah dua alat peledak menghantam daerah itu.

Pada Maret, satu pesawat perang Myanmar menjatuhkan bom di ladang tebu hingga menewaskan lima warga China dan melukai delapan orang lainnya.

Kejadian itu membuat pemerintah China marah dan merespon dengan mengirimkan jet tempur untuk berpatroli di perbatasan, dan Perdana Menteri China, Li Keqiang, berjanji melindungi warga negara negaranya "dengan tegas".

Wilayah Kokang memiliki ikatan yang kuat dengan China, di mana masyarakat setempat berbicara dengan dialek China dan Yuan menjadi mata uang yang umum dipakai.

Puluhan ribu warga wilayah Kokang telah menyeberangi perbatasan untuk melarikan diri dari pertempuran.

Tiongkok merupakan pendukung utama junta militer Myanmar ketika negara itu berada di bawah sanksi negara Barat.

Namun, Presiden Myanmar, Thein Sein, telah meningkatkan hubungan negaranya dengan negara-negara lain, termasuk dengan Amerika Serikat, sejak peluncuran reformasi politik pada 2011.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015