Kupang (ANTARA News) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yambise menilai kekerasan pada anak tidak akan terjadi pada sebuah keluarga yang utuh. Oleh karena itu keluarga menjadi tolok ukur ada tidaknya kasus kekerasan terhadap anak.

"Keluarga bisa menjadi ukuran. Kalau keluarga utuh dan baik, maka tidak akan pernah terjadi kekerasan atau persoalan apapun terhadap anak," ujar Yohana dalam Pertemuan Nasional Perlindungan Anak di Kupang, Rabu.

Oleh karena itu, Yonana mendesak adanya ketahanan keluarga, dan bahkan bila perlu perlu  peraturan daerah yang mengatur ketahanan keluarga.

Yohana lalu mengungkapkan, kekerasan seksual, pornografi dan pencabulan pada anak, menduduki angka tertinggi dari berbagai bentuk kekerasan pada anak.

"Ini menjadi perhatian khusus. Kementerian tidak bisa jalan sendiri. Kami membutuhkan bantuan berbagai pihak, termasuk NGO untuk menjawab tantangan ini," kata dia.

Mengutip data Kementerian Sosial, satu dari empat anak laki-laki pernah mengalami kekerasan fisik. Sedangkan pada anak perempuan, satu dari tujuh anak pernah mengalami kekerasan fisik, termasuk kekerasan seksual.

Sedangkan data lain Kementerian Sosial menunjukkan, 77 persen anak laki-laki dan 85 persen anak perempuan tidak mengetahui ada layanan perlindungan anak.


Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015