... sama seperti bentrokan satpam dan kelompok FBR, hanya kebetulan ini terjadi pada TNI...
Jakarta (ANTARA News) - "Saya tegaskan ini bukan bentrok antar institusi dan mereka juga pakai pakaian preman. Bapak presiden juga minta agar tidak terjadi seperti itu kembali," ujar Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Tedjo Purdijanto, di Jakarta, Rabu. 

Beberapa hari lalu, bentrok fisik berujung kematian terjadi antara anggota TNI AU dan Grup II Kopassus TNI AD, di satu kafe, di Sukoharjo, Jawa Tengah. Seorang anggota TNI AU tewas di kafe itu, tiga yang lain luka serius. 

Lebih lanjut, dia memandang bentrokan antar tentara beda matra itu semata kenakalan remaja biasa sehingga tidak perlu dibesar-besarkan.

"Itu kenakalan anak remaja saja awalnya karena saling melemparkan ledekan anak muda dari militer. Ini sama seperti bentrokan satpam dan kelompok FBR, hanya kebetulan ini terjadi pada TNI," ujar bekas kepala staf TNI AL itu.

Dia menekankan, diperlukan ketegasan pimpinan kedua kesatuan untuk mengontrol perilaku anak buahnya agar tidak terulang kejadian yang sama di kemudian hari.

"Tapi ini harusnya juga ada kontrol dari pimpinannya untuk membina anggota bawahnya agar tidak berlaku seperti itu," ujarnya.

Ketika ditanya apakah bentrokan itu dilatarbelakangi "bisnis", dia enggan berkomentar. "Banyak hal bisa bisnis bisa masalah keluarga, narkoba juga khan bisa terpengaruh juga macam-macam lah," ujarnya.

"Karena ini TNI ya sangat disorot. Namun hal itu tak usah dibesarkan, ini kebetulan saja. Tapi jangan permisif, pasti ada sanksi bagi pelaku," ujarnya.

Dia katakan, "Saat ini ada lima anggota Kopassus TNI AD yang diduga terlibat pengeroyokan, telah diserahkan ke Detasemen Polisi Militer IV/4 Surakarta."

Sersan Mayor Zulkifli, bintara logistik Detasemen Markas Markas Besar TNI AU, tewas dalam kejadian itu.

Komandan Kopassus TNI AD, Mayor Jenderal TNI Doni Monardo, melalui pernyataan tertulisnya membenarkan keterlibatan anggotanya. 

Ia berkata, lima anggotanya yang masih dirahasiakan namanya itu telah diserahkan ke Detasemen Polisi Militer IV/4 Surakarta.

Sebelum ini, anggota Grup II Kopassus TNI AD Kandang Menjangan juga pernah terjerat kasus pembunuhan. Pada 2013 silam, tiga anggota Grup II Kopassus TNI AD itu, Sersan Dua Ucok Simbolon, Sersan Dua Sugeng Sumaryanto dan Kopral Satu Kodik dinyatakan bersalah atas pembunuhan empat tahanan LP Cebongan, Sleman. 

Empat narapidana di LP Cebongan yang menjadi korban mereka diketahui membunuh rekan mereka sebelumnya dan menjadi gembong peredaran narkoba. 

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015