Tokyo (ANTARA News) - Kurs dolar berada di bawah tekanan di perdagangan Asia pada Rabu, setelah data AS yang lebih lemah mempersuram jadwal waktu kenaikan suku bunga, sementara euro terangkat harapan kesepakatan dana talangan Yunani yang lama ditunggu-tunggu.

Greenback merosot menjadi 123,90 yen pada perdagangan sore di Tokyo, dari 124,09 yen di perdagangan AS pada Selasa sore, dan turun jauh dari posisi melebihi tertinggi 12-tahun di atas 125 yen pada Selasa pagi di Asia.

Euro naik tipis menjadi 1,1160 dolar dan 138,50 yen, terhadap 1,1152 dolar dan 138,39 yen di New York, di mana unit melonjak karena data menunjukkan kenaikan inflasi di zona euro.

Dolar terpukul dari pernyataan Selasa oleh Gubernur Fed AS Lael Brainard yang baru-baru ini melansir data lemah yang melemparkan keraguan atas kekuatan ekonomi AS, sehingga mengaburkan harapan untuk kenaikan suku bunga tahun ini.

Data baru pada Selasa menunjukkan pesanan pabrik AS pada April turun lebih tajam dari yang diperkirakan 0,4 persen, mencatat penurunan dalam delapan dari sembilan bulan terakhir.

Euro diuntungkan dari spekulasi Yunani sedang bergerak lebih dekat ke kesepakatan 11 jam dengan para kreditor internasional untuk mencegah gagal bayar (default).

"Ini adalah tekanan klasik pada dolar AS di seluruh papan perdagangan, dan benar-benar dipimpin oleh euro," kata Raiko Shareef, seorang analis pasar di Bank of New Zealand.

"Ada badai hampir sempurna dari faktor-faktor yang menyebabkan dolar AS sedikit terpukul kembali," katanya.

Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras akan bertemu Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker pada Rabu untuk membuat atau memecahkan pembicaraan dana talangan (bailout), karena tenggat waktu

semakin dekat bagi Athena untuk membuat pembayaran kritis.

Yunani pada Jumat (5/6) harus membayar 300 juta euro utangnya kepada Dana Moneter Internasional (IMF).

Ada kekhawatiran bahwa Athena tidak memiliki dana yang diperlukan dan akan gagal bayar, mungkin mengangkat reaksi berantai yang bisa berakhir dengan Yunani keluar berantakan dari zona euro.

"Euro jelas memiliki kemampuan untuk memimpin dolar lebih tinggi atau lebih rendah di papan (perdagangan), dan benar-benar bahwa kerentanan itu berasal dari potensi yang sangat berbeda dari hasil-hasil yang Anda dapatkan dari negosiasi antara Yunani dan para kreditor," kata Shareef.

Bank Sentral Eropa (ECB) akan mengadakan pertemuan kebijakan pada Rabu.

Dolar sebagian besar melemah terhadap mata uang Asia-Pasifik.

Unit AS jatuh menjadi 1,3461 dolar Singapura dari 1,3552 dolar Singapura pada Selasa, menjadi 30,79 dolar Taiwan dari 30,88 dolar Taiwan, menjadi 1.104,80 won Korea Selatan dari 1.114,41 won, dan menjadi 33,64 baht Thailand dari 33,78 baht.

Greenback juga merosot menjadi 13.204,00 rupiah Indonesia dari 13.236,00 rupiah dan menjadi 44,63 peso Filipina dari 44,65 peso, sementara itu naik tipis menjadi 63,79 rupee India dari 63,74 rupee.

Dolar Australia naik menjadi 77,97 sen AS dari 76,32 sen AS, sementara yuan Tiongkok dibeli 19,96 yen terhadap 20,11 yen.
(A026/A011)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015