Total kerugian itu merupakan asumsi dari perkiraan pencapaian target pendapatan per bulan sebesar Rp6 miliar atau rata-rata pemasukan setiap hari antara Rp200 juta-Rp300 juta."
Kupang (ANTARA News) - Manajemen PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Cabang Kupang mengklaim kerugian sekitar Rp1,2 miliar selama penutupan pelayaran ke berbagai daerah di Nusa Tenggara Timur, 3-8 Juni 2015, akibat cuaca buruk.

"Total kerugian itu merupakan asumsi dari perkiraan pencapaian target pendapatan per bulan sebesar Rp6 miliar atau rata-rata pemasukan setiap hari antara Rp200 juta-Rp300 juta," kata General Manager (GM) ASDP Indonesia Ferry Cabang Kupang Arnold Janssen di Kupang, Selasa.

Ia menjelaskan apabila satu armada kapal saja dalam sehari tidak melakukan pelayaran maka berpengaruh terhadap pencapaian target yang diberikan dalam satu bulan pelayaran sesuai dengan ketentuan dan kesepakatan dalam manajemen PT ASDP.

"Kalau target minimal Rp6 miliar tidak dicapai dalam satu bulan pelayaran, maka perlu dikomunikasikan/dilaporkan ke Jakarta sebab dan penyebabnya, karena berkaitan langsung dengan kebutuhan akan biaya untuk operasional tujuh unit armada kapal yang dikendalikan PT ASDP Kupang," katanya.

Selain biaya oprasional tujuh kapal, capaian target per bulan yang dipatok itu juga dimaksudkan untuk dapat menggaji sekitar 220 karyawan yang bekerja dan mengabdi di PT ASDP Kupang, serta kebutuhan pengeluaran lainnya yang diambil dari jasa pelayanan itu.

Ia mengatakan jika operasional pelayaran lancar, pendapatan setiap kapal motor penyeberangan antara satu unit dengan unit lainnya tidak sama (rata-rata Rp200 juta) karena tergantung dari daerah mana yang akan dilayari dan pada hari apa saja.

"Tujuan lintasan itu berkaitan dengan jarak jauh dan dekat yang berpengaruh langsung terhadap biaya tiket, konsumsi nahkoda, masinis, anak buah kapal, dan karyawan lain yang berada dalam kapal saat melakukan pelayaran," katanya.

Demikian pula, kata Janssen, terhadap hari-hari pelayaran dan dampaknya terhadap pemasukan bagi ASDP Kupang seperti Sabtu dan Minggu tentunya pemasukan bisa mencapai target rata-rata per hari antara Rp200 juta-Rp300 juta.

"Kalau operasional armada angkutan laut itu antara lain KMP Ile Ape, Ile Mandiri atau KMP Balibo, berlayar pada hari Sabtu dan Minggu dengan tujuan Kupang-Aimere dan Kupang--Waikelo Sumba Barat dalam kondisi cuaca normal bisa mencapai target rata-rata per harinya Rp200 juta-Rp300 juta," katanya.

Tetapi, apabila KMP Ranaka, KMP Inerei, KMP Umakalada, bertolak ke Baa, Kabupaten Rote Ndao pada setiap senin dan Selasa maka hanya dapat meraih angka Rp50 juta hingga Rp100 juta untuk pergi dan pulang dalam sehari sekalipun.

Hal itu, katanya, terjadi karena selain jarak tempuhnya hanya sekitar 200-400 mil, juga pada hari-hari itu (Senin dan Selasa) waktu sepi bagi aktivitas di pelabuhan setempat.

"Dalam kaitan dengan bisnis ini, armada yang parkir saja, pihak managemen harus mengeluarkan biaya. Sementara tidak ada pemasukan, sehingga jelas merugi," katanya.

Sejak 3-8 Juni 2015, layanan pelayaran dari dan ke beberapa tujuan di NTT ditutup karena cuaca buruk.

"Penutupan pelayaran dari dan ke berbagai daerah di wilayah kepulauan itu berlangsung sejak 3 Juni dan diawali dari lintasan Kupang-Sabu Raijua, diikuti lintasan Kupang-Aimere-Waingapu di Pulau Sumba, dan hari ini diikuti lagi Kupang-Rote Ndao," katanya.

Pewarta: Hironimus Bifel
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015