Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia melalui Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) mengirim 278 calon perawat medis dan lansia untuk bekerja di Jepang selama tiga tahun.

Pengiriman tersebut merupakan kedelapan kalinya setelah Perjanjian Kemitraan Ekonomi Indonesia-Jepang (IJEPA) berlaku pada 2008, kata Kepala BNP2TKI Nusron Wahid dalam acara pelepasan calon perawat ke Jepang tahun 2015, di Kediaman Duta Besar Jepang untuk Indonesia Yasuaki Tanizaki di Jakarta Selatan, Rabu.

"Setelah lulus, mereka akan ditempatkan di rumah sakit dan panti wreda yang ada di Jepang untuk bekerja selama tiga tahun dengan kesempatan mengikuti ujian nasional keperawatan di Jepang," kata Nusron.

Setelah lulus dari pelatihan intensif bahasa Jepang, para calon perawat akan ditempatkan di rumah sakit dan panti wreda di wilayah Chubu (tengah) dan Kansai (wilayah barat Pulau Honshu) untuk bekerja selama tiga tahun.

Dalam masa tiga tahun kontrak tersebut, para perawat dapat mengikuti ujian nasional keperawatan Jepang dan jika lulus dapat terus melanjutkan bekerja di sana setelah masa kontrak habis.

"Hambatan utama untuk lulus ujian nasional di Jepang adalah bahasa, dan ini jadi tugas pemerintah Indonesia untuk bisa meningkatkan kemampuan bahasa calon perawat kita," kata Nusron.

Berdasarkan data BNP2TKI, hingga saat ini, jumlah perawat medis dan lansia dari Indonesia yang lulus ujian nasional Jepang adalah 312 orang dari total penempatan 1.513 perawat sejak 2008.

Nusron mengatakan jumlah tersebut jauh lebih bagus dari jumlah perawat dari Filipina yang masih di bawah sepuluh persen dengan jumlah penempatan yang lebih kurang sama dengan Indonesia.

Sementara itu, selama 2010 hingga 2014, permintaan tenaga perawat Indonesia dari luar negeri, termasuk Jepang dan negara-negara Timur Tengah (Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar), mencapai 15.431 orang.

Dari jumlah tersebut, Indonesia baru bisa memenuhi permintaan sebesar 36.5 persen atau sekitar lima ribu orang.

"Harapannya, kita bisa meningkatkan jumlah pengiriman perawat ke luar negeri karena ini juga sesuai target Presiden Jokowi untuk menghentikan pengiriman PRT (Pembantu Rumah Tangga) dan menambah tenaga skilled (terlatih)," kata Nusron.

Pewarta: A Fitriyanti
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015