Komunikasi korporat dan manajemen pengetahuan jika dikelola dengan tepat bisa menjadi sumber keunggulan bersaing dan menciptakan nilai tambah bagi perusahaan.

Komunikasi korporat, secara internal ditujukan untuk menyelaraskan dan mensinergikan seluruh organ korporasi (karyawan) untuk bekerja dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan efisien dan efektif.

Sedangkan secara eksternal komunikasi korporat ditujukan untuk membangun reputasi dengan mendisseminasikan informasi secara jujur dan faktual serta membangkitkan rasa tertarik publik.

Sementara itu, manajemen pengetahuan berfungsi mengelola pengetahuan yang dimiliki secara internal korporasi, dikombinasikan dengan akuisisi dan pemanfaatan pengetahuan dari luar, untuk menciptakan keunggulan bersaing.

Keduanya, komunikasi korporat dan manajemen pengetahuan, dapat dipelajari dan diperdalam dari buku berjudul "Komunikasi Korporat & Manajemen Pengetahuan" karya Dyah Sulistyorini, yang diterbitkan Perum LKBN Antara tahun 2015.

Pada bagian awal buku setebal 112 halaman itu, diuraikan prinsip-prinsip dasar komunikasi dan komunikasi korporat serta nilai penting komunikasi korporat.

Disebutkan bahwa komunikasi korporat (corporate communication) menjadi semakin penting dan strategis di dalam era industri informasi kini, dimana masyarakat dibanjiri informasi dari berbagai penjuru dengan kecepatan tinggi, sehingga segala sesuatu menjadi aktual, global, serentak dan interaktif.

Dalam kondisi seperti itu masyarakat semakin cerdas dalam mengambil keputusan dan kritis dalam menghadapi berbagai isu termasuk isu terkait korporasi.

Dinyatakan juga bahwa komunikasi adalah jantung organisasi, karena komunikasi adalah medium untuk mencapai sumber-sumber penting yang dibutuhkan untuk beroperasi (halaman 8). Melalui komunikasilah sebuah organisasi mengakuisisi sumberdaya primer seperti modal, tenaga kerja dan bahan baku, serta membangun sumberdaya sekunder seperti legitimasi dan reputasi.

Mengingat pentingnya komunikasi korporat dalam mencapai tujuan perusahaan, maka perencanaan komunikasi korporat harus didasarkan pada riset untuk menilai dan memahami kondisi lingkungan perusahaan, baik lingkungan internal maupun eksternal. Pemahaman atas lingkungan internal untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan organisasi, sedangkan analisis eksternal untuk mengamati faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi organisasi dan mengidentifikasi kesempatan dan peluang. Contoh rencana komunikasi korporat disajikan pada halaman 20.

Efektivitas komunikasi korporat bisa diukur dari keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam menciptakan keunggulan bersaing. Kalau pada masa lalu teknologi merupakan pencipta dan sumber keunggulan bersaing, saat ini dimana teknologi sudah sangat berkembang dan mudah diakses, maka teknologi dan karyawan memiliki pengaruh yang hampir sama dalam menciptakan keunggulan bersaing (halaman 46).

Oleh karena itu, karyawan merupakan aset berharga yang harus dikelola dengan baik melalui komunikasi internal. Komunikasi yang efektif harus mampu memotivasi dan meningkatkan kinerja karyawan, yang pada akhirnya akan meningkatkan output perusahaan. Pengelolaan karyawan yang baik, bermanfaat untuk menghindari "knowledge lost" ketika karyawan pensiun atau keluar.

Manajemen Pengetahuan

Manajemen pengetahuan diartikan sebagai pengelolaan pengetahuan organisasi, baik yang telah dimiliki secara internal maupun yang diakuisisi dari luar, untuk menghasilkan keunggulan bersaing di tengah industri, yang pada akhirnya menciptakan kinerja yang lebih baik untuk menjamin pertumbuhan perusahaan secara berkelanjutan.

Banyak perusahaan yang telah menerapkan manajemen pengetahuan untuk melakukan manajemen perubahan (change management), seperti Bank Indonesia, PT Telkom, dan PT Medco Energy International. Bahkan lembaga pendidikan Institut Teknologi Bandung (ITB) menjadikan manajemen pengetahuan sebagai bisnis nyata dengan mengelola intellectual capital-nya untuk menciptakan nilai (halaman 83).

Pemerintah Indonesia juga sudah menyadari pentingnya manajemen pengetahuan untuk menjadikan kementerian/lembaga dan pemerintah daerah mejadi organisasi yang efektif dan efisien. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemnepan-RB) menerbitkan Peraturan Menteri Nomor 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksaaan Program Manajemen Pengetahuan.

Menurut Peraturan Menteri tersebut manajemen pengetahuan adalah upaya terstruktur dan sistematis dalam mengembangkan dan menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk membantu proses pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi (halaman 58).

Sedangkan aktivitas dalam manajemen pengetahuan meliputi upaya perolehan, penyimpanan, pengolahan dan pengambilan kembali, penggunaan dan penyebaran, serta evaluasi dan penyempurnaan terhadap pengetahuan ebagai aset intelektual organisasi. Dalam setiap aktivitas tersebut, komunikasi korporat berperan dalam menggerakkan individu-individu dalam organisasi.

Penulis memilih Peraturan Menteri Kemenpan-RB tersebut sebagai acuan dalam penerapan/implementasi manajemen pengetahuan dalam korporasi.

Tahapan implementasi manajemen pengetahuan mulai dari perencanaan, penerapan, evaluasi dan penyempurnaan sistem, diuraikan secara detil dalam buku yang juga bisa diakses melalui internet pada http://getscoop.com/id/buku/komunikasi-korporat-manajemen-pengetahuan.

Sementara dalam menilai penerapan manajemen pengetahuan penulis memilih menggunakan Kriteria Penilaian Kinerja Unggul (KPKU) yang dikembangkan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang diadopsi dari Malcolm Baldrige Criteria for Performance Exellence (MBCfPE).

Dalam buku ini, penulis yang bekerja di Perum LKBN Antara dan meraih gelar Magister Ilmu Komunikasi dari Paramadina Graduate School of Communication, Universitas Paramadina, berupaya menunjukkan bahwa komunikasi korporat tidak sekadar peran Hubungan Masyarakat (Public Relation), melainkan jika disinergikan dengan manajemen pengetahuan merupakan bagian penting dalam mengerakkan seluruh komponen perusahaan untuk menghasilkan kinerja unggul.

Namun sayang kurang dibahas contoh nyata peran dan kontribusi komunikasi korporat dalam kerangka manajemen pengetahuan untuk melakukan manajemen perubahan.

Padahal ada contoh yang baik dalam buku, yakni penerapan manajemen pengetahuan dalam manajemen perubahan di Bank Indonesia, yang disebutkan mendapat banyak restriksi dan hambatan komunikasi.

Strategi Bank Indonesia dalam mengatasi hambatan komunikasi tersebut bisa menjadi pelajaran penting (lessons learned) bagi korporasi lain dalam penerapan manajemen pengetahuan dalam kerangka manajemen perubahan suatu korporasi.

(T.B012/B/Z003/Z003)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015