Bogor (ANTARA News) - Peneliti Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB, mengingatkan masyarakat dan pemerintah untuk mewaspadai pencemaran limbah di danau maupun sungai yang berpengaruh pada kesehatan.

"Perlu diwaspadai pencemaran limbah, apalagi mengandung timbal, raksa yang bisa berasal dari polusi udara, pembuangan baterai, cat, keramik, aktivitas perekonomian, sawah dan keramba jaring apung," kata Dosen Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB, Dr Majariana Krisanti, di Bogor, Kamis.

Majariana mengatakan, belum lama ini pihaknya melakukan penelitian di Danau Lido, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian difokuskan terhadap Tanypodinae merupakan salah satu kelompok Chironomida, yakni serangga air yang memiliki peran sebagai bioindikator.

Penelitian yang dilakukan tahun 2014 ini mengambil sampel larva Chironomida di Danau Lido di dekat rekreasi dan area sawah, karena pada penelitian sebelumnya, pada area tersebut terkandung logam timbal (Pb) yang lebih tinggi dibandingkan pada area keramba jaring apung (KJA). Larva Tanypodinae yang diperoleh dari Danau Lido sebanyak 55 ekor.

"Tanypodinae dapat menunjukkan adanya perubahan morfologi akibat pencemaran," katanya.

Dijelaskannya, larva Chironomida dapat tumbuh di dalam lingkungan perairan dalam keadaan tinggi kandungan kimia, fisika, maupun biologi sehingga larva tersebut dapat digunakan untuk merefleksikan degradasi lingkungan.

Dalam beberapa penelitian sebelumnya, lanjut dia, peningkatan kandungan logam berat di perairan berkorelasi positif terhadap peningkatan persentase kecacatan morfologi pada Chironomida.

"Danau Lido ini telah dimanfaatkan untuk beberapa kegiatan, seperti KJA, wisata perahur dan rumah makan apung," katanya.

Menurutnya, kegiatan tersebut telah mengubah kualitas dari Danau Lido, diantaranya berubahnya kualitas air. Salah satu parameter kualitas air yang mengalami perubahan yaitu kandungan logam berat timbal (Pb).

Dikatakannya, hasil penelitian oleh tim FPIK IPB menunjukkan bahwa konsentrasi Pb di Danau Lido cukup tinggi, yakni 0,08-0,19 mg/L. Berdasarkan pengamatan bentuk ligula pada Tanypodinae yang diperoleh diketahui bahwa larva tersebut telah mengalami deformitas.

"Larva yang mengalami deformitas sebanyak 10 ekor dari 55 ekor yang dikumpulkan atau terjadi deformitas sebesar 18,18 persen," katanya.

Ia menyimpulkan, dari hasil penelitian Danau Lido telah mengalami pencemaran logal timbal (Pb). Pencemaran tersebut menyebabkan terjadinya respon morfologi pada larva Tanypodinae yaitu deformitas ligula.

"Deformitas ligula ini berupa kecacatan pada tubuh, untuk Tanypodinae terjadi pada struktur gigi yang tidak lengkap, bahkan tumbuh melebihi jumlah normal ada yang mencapai 15 gigi," katanya.

Ia mengatakan belum diketahui pasti sejak kapan limbah timbal mencemari Danau Lido, untuk mengetahui hal itu perlu penelitian lanjutan. Selain itu juga, belum diketahui apakah biota lain yang ada di Danau Lido ikut terpapar seperti yang dialami larva Tanypodinae.

Menurutnya, secara teknis timbal tidak langsung mematikan, tetapi membuat kecacatan, karena logam yang bersifat karsiogenik (mengendap) jika dibiarkan dalam waktu lama akan mempengaruhi.

"Seberapa banyak timbal ini mempengaruhi manusia belum kita lakukan penelitian, tetapi jika ada warga sekitar yang mengalami kecacatan, berarti pengaruh paparan timbal sudah terjadi," katanya.

Majariana mengatakan, penelitian lanjutan perlu dilakukan terutama untuk mengetahui apakah ikan yang hidup di Danau Lido juga terpapar dan apakah dapat berpengaruh bagi masyarakat yang mengkonsumsinya.

Menurut Majariani, sumber timbal yang mencemari danau atau sungai bisa berasal dari mana saja, seperti polusi udara, membuang batrai bekas ke sungai atau danau, aktivitas manusia, persawahan, keramba jaring apung, cat, keramik, maupun limbah pabrik.

Ia berharap hasil penelitian yang dilakukan di Danau Lido, mendorong penyadaran masyarakat dan pemerintah sama-sama memperhatikan kondisi danau dan sungai disekitarnya, dengan menjaganya dari pencemaran.

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015