Kami sudah terbiasa mendayung, sebab sehari-harinya di kampung beraktivitas dengan mendayung sampan,"
Samarinda (ANTARA News) - Seorang nenek berusia 60 tahun menjadi salah satu pedayung yang mewakili tim Kabupaten Paser pada kejuaraan perahu naga "The 2nd Mahakam International Dragon Boat Festival 2015" di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, 11-13 Juni.

Nenek bernama Nilam itu, terlihat bersemangat saat memperkuat timnya berlaga di nomor 1.000 meter pada "The 2nd Mahakam International Dragon Boat Festival" (MIDBF) dalam rangka Erau dan International Folk Art Festival yang dilaksanakan di Pulau Kumala.

"Saya sudah biasa seperti ini (mendayung), karena keseharian kami adalah nelayan," ujar Nilam, seusai lomba.

Perahu Naga merupakan salah satu cabang olahraga yang memerlukan kekuatan dan ketahanan fisik dari para peserta atau atletnya.

Biasanya, tim pedayung perahu naga berisi atlet yang terbilang muda, yang ketahanan fisiknya jika dilihat dari penampilan bisa dibilang prima.

Namun, berbeda dengan tim putri yang diturunkan Kabupaten Paser, hampir sebagian besar adalah wanita paruh baya dan yang paling senior adalah nenek Nilam yang sudah berusia 60 tahun.

"Kami sudah terbiasa mendayung, sebab sehari-harinya di kampung beraktivitas dengan mendayung sampan," kata Nilam.

Tim putri Kabupaten Paser yang diperkuat Nilam dan sebagian besar wanita paruh baya akhirnya mampu finis di urutan kedua.

Bahkan, saat naik ke dermaga usai lomba tersebut, semua anggota tim Paser masih terlihat segar dan tidak ada yang memgalami kram atau kelelahan berlebih.

Ajang MIDBF 2015 tersebut diikuti 20 tim dari empat negara, yakni Rusia, Australia, Malaysia, dan tuan rumah Indonesia.

Tuan rumah diwakili tim dari sejumlah provinsi di Indonesia, yaitu DKI Jakarta, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah serta beberapa tim dari kabupaten/kota di Kaltim.

MIDBF 2015 dipusatkan di Pulau Kumala dengan lintasan lomba alur Sungai Mahakam antara pulau wisata tersebut dengan Jalan Wolter Monginsidi Timbau, Tenggarong.

Pewarta: Amirullah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015