Singapura (ANTARA News) - Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) memuji pencapaian atlet balap sepeda Indonesia pada SEA Games 2015 di Singapura setelah berhasil menyumbangkan satu medali emas untuk Indonesia.

"Kami sangat mengapresi perjuangan mereka. Mereka telah memberikan yang terbaik," kata Ketua PB ISSI Raja Sapta Oktohari di sela perlombaan nomor road race di lintasan balap Marina Bay, Singapura, Minggu.

Menurut dia, prestasi satu emas adalah  yang terbaik saat ini. Setelah usainya kejuaraan dua tahunan ini pihaknya akan langsung bergerak cepat mengevalusai hasil lomba guna mencari kekurangan untuk menentukan program selanjutnya.

Berdasarkan hasil pada dua nomor yaitu criterium dan road race, kata dia, ada satu celah yang harus segera ditutup, yaitu minimnya pebalap Indonesia yang berspesialisasi sprint. Hal ini menjadi titik kelemahan saat turun pada SEA Games Singapura.

"Sprinter memang menjadi titik lemah. Dengan hasil ini kita bisa mengetahui kekuatan kita dan bagaimana ke depannya untuk diperbaiki," kata Raja Sapta Oktohari.

Pada dua nomor terakhir yang dilombakan, atlet Indonesia mampu mengimbangi Malaysia, Thailand dan Filipina. Bahkan, pada nomor criterium, pebalap Indonesia Aiman Cahyadi mampu di depan meski harus menyerah karena ban bocor.

Begitu juga saat turun pada nomor road race, Robin Manullang, Aiman Cahyadi, Jamalidin Novardianto, Elan Riyadi, Muhammad Nur Fatoni dan Tonton Susanto bisa mendominasi perlombaan. Hanya saja satu kilometer menjelang finis, pebalap Indonesia kesulitan mendapatkan tekanan dari sprinter lawan.

Pada nomor ini, Indonesia gagal menempatkan wakilnya di tiga besar. Emas pada nomor ini direbut atlet Malaysia, Mohd Harrif Saleh, disusul pebalap Vietnam, Van Due Lee dan posisi tiga pebalap Malaysia lainnya, Anuar Manan.

"Kita harus secepatnya menyiapkan atlet biar tidak ketinggalan terlalu jauh dengan negara lain. Untuk climber kita banyak pebalapnya," kata pria yang juga promotor tinju profesional itu.

Pelatih tim balap sepeda Indonesia Wawan Setyobudi mengaku Indonesia sebenarnya banyak memiliki atlet spesialisasi sprinter, antara lain Projo Waseso, Ferinanto, Samai dan Fatahillah Abdullah. Namun mereka tidak siap saat dipanggil timnas.

"Kompetisi di Indonesia sangat kurang. Padahal sprinter itu membutuhkan orang yang berpengalaman. Jadi mereka sulit jika dipaksa untuk langsung turun di sebuah kejuaraan," katanya.

antan pebalap nasional itu mencontohkan Malaysia yang benar-benar berkonsentrasi menyiapkan sprinter, bahkan diturunkan pada kejuaraan level lebih tinggi, sehingga Malaysia menguasai balapan lintasan datar.

Balap sepeda menyumbangkan satu medali emas lewat Robin Manullang pada nomor Individual Time Trial (ITT). Hasil ini adalah pencapaian terbaik secara individu bagi pebalap asal Kalimantan Timur karena pada kejuaraan sama sebelumnya dia meraih perak.

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015