Riyadh (ANTARA News) - Pasar saham Arab Saudi akan mengizinkan investor asing berdagang saham untuk pertama kalinya pada Senin, membuka lebih lanjut kerajaan Islam konservatif itu untuk ekonomi global.

Namun para analis tidak memperkirakan sebuah "serbuan" mendadak setelah Indeks Seluruh Saham Tadawul (Tadawul All-Shares Index), bursa terbesar dunia Arab, mulai diperdagangkan di bawah aturan baru pada pukul 08.00 GMT.

Dalam pemberitahuan yang dikeluarkan pada Minggu, bursa menegaskan bahwa "pada Senin ... Investor Asing Berkualitas (QFI) dapat memulai transaksi di saham-saham yang tercatat."

Bank-bank asing, broker, fund manager dan perusahaan asuransi yang berbasis di luar Teluk sekarang dapat berinvestasi secara langsung dengan mereka memenuhi persyaratan.

"Tetap akan akan pembatasan kuat ... kepemilikan saham asing," kelompok riset Capital Economics menulis.

Pada saat yang sama, langkah-langkah "dapat dilihat sebagai langkah pertama dalam liberalisasi yang lebih luas" ekonomi di suatu negara yang secara tradisional berhati-hati tentang pengaruh politik dan ekonomi asing, kata perusahaan.

Untuk didaftarkan sebagai Investor Asing Berkualitas (QFI) sebuah institusi asing lembaga harus memiliki rekam jejak (track record) lima tahun dengan setidaknya 18,75 miliar riyal (lima miliar dolar AS, 4,5 miliar euro) di bawah manajemen.

Setiap QFI dapat menyimpan tidak lebih dari lima persen di saham, dan QFI serta nasabah mereka bersama-sama dibatasi 20 persen dari satu perusahaan tercatat.

Analis memperkirakan investasi asing di pasar, yang memiliki kapitalisasi lebih dari 500 miliar dolar AS, pada akhirnya bisa mencapai 40 miliar hingga 50 miliar dolar AS, namun mengatakan peraturan baru bukan tentang peningkatan investasi.

"Kami tidak butuh itu di pasar Saudi," kata Mazen al-Sudairi, kepala penelitian di Alistithmar Capital.

Dia mengatakan kerajaan, yang merupakan bagian dari kelompok G20 ekonomi terbesar dunia, sudah memiliki likuiditas dan cadangan devisa yang tinggi.

Sudairi dan analis lainnya percaya hasil utama dari menarik investor asing akan meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan ketersediaan data ekonomi makro, bersama berkurangnya volatilitas pasar.

Seperlima dari pasar terdiri atas perusahaan petrokimia, yang labanya terkait dengan harga minyak yang anjlok 40 persen dari tahun lalu, Capital Economics mengatakan.

Arab Saudi, pengekspor minyak terkemuka di dunia, menghadapi defisit anggaran 20 persen dari produk domestik bruto tahun ini karena pendapatan minyaknya lebih rendah, sementara belanja pemerintah tetap kuat, Dana Moneter Internasional (IMF) telah memproyeksikan.
(A026/A011)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015