Kupang, NTT (ANTARA News) - Keterlambatan keberangkatan Batik Air,  Senin (15/6), yang berdampak pada 139 penumpang harus menunggu selama 17 jam karena kerusakan sistem hidrolik pesawat, kata Kepala Divis Operasi dan Teknik Angkasa Pura I El Tari Kupang, Indrata.

86 pemakai jasa penerbangan Batik Air itu memilih menunggu dan sisanya meminta pertanggungjawaban perusahaan penerbangan dengan jumlah armada pesawat terbang paling banyak di Tanah Air itu. 

"Ada kerusakan mesin hidrolik sehingga belum bisa diberangkatkan pada pukul 08.00 WITA, sehingga para penumpang harus menunggu kurang lebih 17 jam dan baru berangkat pada 22.40 WITA," katanya, di Kupang, Selasa.

Para pengguna jasa penerbangan layanan penuh Lion Air yang tarifnya relatif lebih mahal itu kecewa dan ada sejumlah penumpang yang terpaksa menggunakan pesawat lain agar bisa secepatnya tiba di Jakarta.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 77/2011, operator wajib memberi kompensasi kepada pemakai jasa penerbangan yang telah membayar tiket di muka. 

Mulai dari kompensasi Rp300.000 jika penerbangan ditunda mulai empat jam, sampai penggantian uang tiket, pengalihan rute dan operator, serta jaminan akomodasi-transportasi. 

Indrata menyatakan, perwakilan Batik Air setempat telah berusaha secepatnya memperbaiki kerusakan tersebut, agar para pemakai jasa penerbangan itu dapat segera diberangkatkan. Bahkan meminta bantuan pesawat terbang pengganti dari Makassar. 

Asisten Manajer Lion Group Cabang Kupang, Eduardus Arik, juga menyatakan hal serupa. 

Saat perbaikan, kata mereka, para teknisi pesawat terbang telah bekerja maksimal, agar secepatnya bisa diberangkatkan. 

Namun hingga enam kali upaya percobaan sistem hidrolik pesawat terbang itu dilakukan, tetap tidak berhasil. 

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015