Beijing (ANTARA News) - Pemerintah Tiongkok memperketat upaya pencegahan wabah virus Sindrom Timur Tengah (MERS), terutama menghadapi puncak pelaksanaan haji pada September mendatang, menyusul meningkatnya kasus sindrom tersebut di Korea Selatan (Korsel).

Otoritas kesehatan Tiongkok, dalam pernyataan resminya yang diterima Antara di Bejing, Rabu menyatakan, pihaknya terus melakukan penyuluhan kepada seluruh pihak rumah sakit dan lembaga kesehatan lainnya tentang MERS dan cara pengendaliannya.

"Kami juga akan memberikan pengetahuan yang lengkap tentang MERS, mulai dari pencegahan dan pengendalian pencegahan kepada para calon jemaah haji, agar lebih memperhatikan kondisi badannya, termasuk jika mengalami gejala-gejala MERS," kata pernyataan itu.

Tiongkok setiap tahun memberangkatkan sekitar 13-15 ribu orang jemaah haji. Pada akhir musim gugur 2014 tercatat 14 ribu orang jemaah Tiongkok berangkat ke Tanah Suci untuk menjalankan ibadah haji.

Kepada pihak perusahaan penerbangan, pihak otoritas kesehatan setempat juga meminta untuk waspada dan segera melaporkan kondisi penumpang yang terindikasi mengalami gejala MERS.

"Kepada pihak perusahaan penerbangan, untuk segera melaporkan penumpang yang terindikasi memiliki gejala atau mengidap virus MERS kepada pihak karantina," kata pernyataan tersebut.

Tiongkok juga telah mengembangkan antibodi untuk virus baru untuk MERS. Saat ini tidak ada obat atau vaksin untuk MERS. Penyakit pernapasan akut itu menimbulkan gejala batuk, demam, napas tersengal-sengal, serta bisa mengarah ke radang paru-paru dan gagal ginjal.

MERS, penyakit yang disebabkan virus mirip SARS, pertama kali terdeteksi pada 2012 dan menyebabkan wabah di Timur Tengah serta kasus-kasus sporadis di dunia pada 2014.

Dari Korsel dilaporkan Kementerian Kesehatan menyatakan terdapat delapan kasus baru MERS sehingga total penderita sindrom tersebut meningkat menjadi 162 orang. Hingga kini tercatat 19 orang meninggal dunia, sejak virus itu mewabah di Negeri Ginseng pada 20 Mei silam.

Pewarta: Rini Utami
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015