Jakarta (ANTARA News) - Penyelidik Swiss mengivestigasi dugaan 53 kasus pencucian uang dan 104 insiden aktivitas yang mencurigakan di rekening Bank Swiss sebagai kemungkinan pencucian uang FIFA dari tender tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.

Kepala Komite Audit dan Kepatuhan FIFA, Domenico Scala, sudah menegaskan bahwa mungkin ada pemilihan ulang untuk Piala Dunia 2018 di Rusia dan turnamen 2022 di Qatar jika bukti suap sudah jelas.

Jaksa Agung Swiss, Michael Lauber, memberikan informasi terbaru tersebut atas investigasi Swiss yang berjalan secara paralel dengan penyelidikan FBI yang telah mengakibatkan 14 eksekutif dikenakan sanksi dan membuat FIFA terjun pada krisis.

Dia telah meneliti sembilan TeraByte data dari markas FIFA di Zurich dan Bank Swiss.

"Penyelidikan kami sangat kompleks dan begitu luas. Sebagai contoh The SAG [Kantor Swiss Jaksa Agung] telah menyita sekitar sembilan terabyte data," kata dia.

Sejauh ini, tim investigasi kami telah memperoleh bukti tentang 104 hubungan perbankan, menyadari bahwa setiap hubungan perbankan mewakili beberapa rekening bank," kata Lauber, dikutip dari The Guardian, Rabu.

Dia memperingatkan akan ada wawancara dari semua orang yang relevan dan secara khusus tidak menutup kemungkinan mewawancarai Presiden FIFA, Sepp Blatter, yang berjanji untuk mundur setelah dakwaan AS.

Juga Sekretaris Jenderal FIFA, Jerome Valcke, yang berada di bawah tekanan atas apa yang ia tahu tentang pembayaran 10 juta dolar AS dari Afrika Selatan ke Karibia yang jaksa AS mengklaim adalah suap.

Pada konferensi pers di Bern, Lauber mengatakan, bank-bank Swiss telah memenuhi kewajiban mereka untuk melaporkan aktivitas perbankan yang mencurigakan. 

Juga bahwa penyelidikan Swiss belum terungkap sebagaimana hasil dari investigasi FBI Penyelidikan Swiss atas proses tender Piala Dunia yang kontroversial dan kacau.

Saat itu Inggris kalah untuk penyelenggaraan Piala Dunia 2018 pun atas AS untuk Piala Dunia 2022. Hal itu diungkap pada hari yang sama, saat jaksa AS menuduh kecurangan Piala Dunia yang meregangkan kembali dua generasi dan secara dramatis menahan tujuh eksekutif di Zurich.

Penyelidikan tersebut telah menyita data dan dokumen selama dua kunjungan ke markas FIFA dan dokumen yang dikumpulkan dari agen pemasaran Swiss Kentaro berkaitan dengan hubungan antara Brasil dan Argentina di Doha pada 2010.

FIFA menyatakan bahwa penyelidikan Swiss adalah sebagai akibat dari penyerahan dokumen yang berhubungan dengan investigasi oleh Kepala Komite Etika, Michael Garcia, dan bahwa seperti itu mereka menjadi "pihak yang dirugikan".

"Untuk saat ini FIFA adalah pihak yang dirugikan, itu benar. Mereka mengajukan laporan dan ini adalah status yang sebenarnya kami ingin selidiki terhadap orang-orang yang tidak diketahui, "kata Lauber, tapi dia memperingatkan bahwa hal tersebut bisa berubah.

"Kami tidak memulai penyelidikan terhadap FIFA. Kami memulai penyelidikan berdasarkan itu [laporan] dan berdasarkan permintaan bantuan hukum timbal balik dari AS." 

Ia menambahkan, "Kami dihadapkan pada investigasi yang kompleks dengan banyak implikasi internasional. Penuntutan sedang berlangsung dan akan memakan waktu, "katanya.

"Akan tidak profesional untuk komunikasikan rincinya saat ini. Dunia sepakbola perlu bersabar. Biasanya, penelitian ini akan memakan waktu lebih dari legenda 90 menit." 

Lauber menegaskan, proses Swiss adalah independen dari prosedur AS dan bahwa mereka tidak akan secara otomatis berbagi dokumen dan informasi.

Penerjemah: Monalisa
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015