Pak Gubernur ingin tahu temanya apa, kan harus dirancang muatan lokal yang diinginkan
Bandung (ANTARA News) - Pengurus Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) XIX Jawa Barat Tahun 2016 akan menggelar rapat yang membahas simulasi upacara pembukaan (opening ceremony) PON dengan sejumlah organisasi perangkat daerah terkait di Pemprov Jawa Barat, Jumat (18/6).

"Jumat besok itu akan ada rapat di ruang PB PON untuk memastikan kesiapan venue dan simulasi opening ceremony-nya akan seperti apa," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Jawa Barat Denny Juanda, di Bandung, Kamis.

Menurut dia, dalam rapat tersebut Ketua PB PON Jawa Barat yang juga Gubernur Jabar Ahmad Heryawan ingin mengetahui tema apa yang akan diusung dalam opening ceremony nanti.

"Pak Gubernur ingin tahu temanya apa, kan harus dirancang muatan lokal yang diinginkan," kata dia.

Gubernur Jabar, menurut dia, juga ingin agar ciri budaya Jawa Barat harus muncul pada upacara pembukaan PON XIX yang dipadukan dengan teknologi.

"Di sini kan gudangnya ahli teknologi. Terus yang ketiga Pak Gubernur ingin ada penciri mengenai isu-isu lingkungan serta pembangunan yang berkelanjutan," kata dia

Soal venue, ia mengakui adanya keterlambatan dalam pengerjaan venue PON XIX namun ia tidak bisa merinci faktor apa saja yang menyebabkan keterlambatan tersebut.

"Tapi ini terjadi karena adanya persoalan lahan serta koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota," kata dia.

Oleh karena itu, ia akan melakukan pendampingan kepada organisasi perangkat daerah (OPD) Jabar yang terkait pengerjaan venue seperti Dinas Olahraga dan Pemuda serta Dinas Pemukiman dan Perumahan Jabar.

"Jadi akan dicek, disesuaikan dengan rencana besar kami. Jadi diwanti-wanti, harus diselesaikan sekarang, di APBD perubahan. Jadi, kalau mau nyeberang atau molor pengerjaannya, hanya finishing saja, sampai Maret 2016," kata dia.

Sejumlah pembangunan venue yang terlambat di antaranya Sarana Olahraga Arcamanik Bandung, serta velodrome sepeda di Kota Cimahi dan Kabupaten Ciamis.

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015