Dengan perkembangan saat ini, kami memastikan bahwa ini sudah berakhir, namun kita perlu memantau penyebaran lebih jauh
Seoul (ANTARA News) - Wabah Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS) di Korea Selatan telah mereda, kata pejabat kesehatan setempat, Jumat.

Hanya satu pasien baru dilaporkan di Korsel hari ini, sehari setelah Thailand melaporkan kasus pertamanya.

Sebanyak 166 orang terinfeksi MERS di Korsel dan menjadi wabah terbesar yang terjadi di luar Arab Saudi.

Wabah berasal dari seorang lelaki 68 tahun yang baru kembali dari perjalanan bisnis ke Timur Tengah pada awal Mei.

Virus tersebut menyebar melalui rumah sakit-rumah sakit dan menewaskan 24 orang.

Sementara untuk kasus di Thailand, dengan penderita seorang pengusaha Oman berusia 75 tahun, diduga tidak terkait dengan wabah di Korsel namun menebarkan kekhawatiran di kawasan tersebut, meskipun wabah terburuk sudah berakhir di Korsel.

"Dengan perkembangan saat ini, kami memastikan bahwa ini sudah berakhir, namun kita perlu memantau penyebaran lebih jauh, kasus-kasus lebih jauh dari pemantauan intensif rumah sakit," kata kepala kebijakan kementerian kesehatan, Kwon Deok-cheol, seperti dikutip Reuters.

Sebagai bagian dari upaya itu, pihak perwenang di Korsel menghubungi hampir 42 ribu orang yang telah mengunjungi sebuah rumah sakit di ibukota Seoul, yang menjadi pusat penyebaran wabah, dengan separuh kasus infeksi terjadi di lokasi tersebut.

Pihak berwenang mengatakan mereka akan mengontak warga yang pernah berada di rumah sakit itu, Samsung Medical Center, antara 27-29 Mei dan 2-10 Juni, dan menambah jumlah orang yang kemungkinan kontak dengan kasus MERS menjadi 7 ribu orang.

MERS pertama kali teridentifikasi pada manusia di Arab Saudi pada 2012 dan mayoritas kasus terjadi di Timur Tengah.

Kasus-kasus MERS dilaporkan terjadi di Asia sebelum wabah Korsel berawal bulan lalu, dan Thailand menjadi negara Asia ke empat yang melaporkan kasus ini.

Kasus terbaru di Asia ini menimbulkan kekhawatiran berulangnya wabah Sindrom Pernapasan Akut (SARS) pada 2002-2003, yang berawal dari Tiongkok dan menewaskan sekitar 800 orang di seluruh dunia.

MERS disebabkan oleh coronavirus yang berasal dari keluarga yang sama dengan virus penyebab SARS, meskipun MERS tidak menyebar semudah SARS.

Satu laporan kasus di Korsel pada Jumat merupakan jumlah kasus terkecil sejak 3 Juni, dan menunjukkan penurunan tajam dari kenaikan dua digit beberapa hari lalu.

Wabah di Korsel menimbulkan kerugian bagi ekonomi terbesar keempat Asia itu, di mana para turis membatalkan kunjungannya dan konsumen memilih tinggal di rumah.

Wabah juga menurunkan popularitas Presiden Park Geun-hye, yang mendapat kritikan atas buruknya respons awal terhadap wabah.

Peringkat dukungan terhadap Park turun menjadi 29 persen dalam jajak pendapat mingguan yang dibuat, Jumat, oleh Gallup Korea dan merupakan peringkat terendah sejak ia berkuasa pada 2013.

Semua infeksi di Korsel terjadi di fasilitas-fasilitas kesehatan.

Jumlah terbesar kasus infeksi dan kematian akibat MERS tercatat di Arab Saudi, dengan lebih dari 1.000 terinfeksi sejak 2012 dan sekitar 454 orang meninggal.

(Uu.S022)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015