Daka, Bangladesh (ANTARA News) - 37 pendatang asal Bangladesh, yang diselamatkan dari perahu di laut oleh petugas Myanmar, diserahkan ke pihak berwenang Bangladesh pada Jumat.

"Bangladesh meneliti 37 orang dan memastikan mereka warga negara Bangladesh," kata Letnan Kolonel Saiful Alam Khandakar, komandan Penjaga Perbatasan Banglades di pelabuhan Bazar, Cox.

Ribuan orang, banyak dari mereka warga Bangladesh atau muslim Rohingya dari Myanmar, dibawa ke laut dalam beberapa bulan belakangan dalam perahu sesak berbahaya oleh pedagang manusia menuju selatan ke negara lain di Asia tenggara.

Ke-37 orang itu termasuk di antara 208 pendatang, yang angkatan laut Myanmar selamatkan dari sebuah kapal di teluk Benggala pada 21 Mei.

Myanmar saat itu mengumumkan bahwa hampir semua orang di kapal tersebut adalah warga Bangladesh, yang mencari peluang ekonomi lebih baik, bukan Rohingya, yang mengeluh mengalami pembedaan berat dan penganiayaan di Myanmar.

Tapi, orang di perahu itu kepada Reuters pada bulan lalu menyatakan banyak pendatang tersebut warga Rohingya. Pada 8 Juni, Bangladesh menerima 150 lagi warga Bangladesh, yang diselamatkan dari perahu sama, dari Myanmar.

Myanmar pada bulan ini menyatakan penganiayaan atas Rohingya bukan penyebab bencana pengungsi di Asia Tenggara, sehari sesudah Amerika Serikat meminta negara itu memberikan hak penuh kepada suku kecil tersebut untuk membantu mengakhiri pengungsian besar itu.

Angkatan Laut Myanmar pada awal Juni mengusir perahu berisi 727 pendatang dengan mengarahkannya ke perairan Bangladesh, sekitar empat hari setelah menghentikannya di Laut Andaman, kata Menteri Penerangan Myanmar.

Pendatang itu, yang ditemukan telantar di perahu nelayan dan sedang mengambil air, lebih ingin ke Bangladesh daripada Myanmar dan Angkatan Laut Myanmar membantu mereka, kata Ye Htut, yang juga menjabat juru bicara kepresidenan Myanmar.

"Angkatan Laut Myanmar menemani mereka ke perairan Bangladesh. Mereka menyediakan air, makanan dan hal lain," katanya lewat telepon kepada Reuters.

"Itu didasarkan atas keinginan mereka semata. Kami bekerja sama dengan mereka untuk mengirim mereka ke Bangladesh," kata Ye Htut, yang tidak mengatakan asal pendatang itu.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015