Beijing (ANTARA News) - Lomba perahu naga di beberapa sungai atau tempat wisata air di Beijing memeriahkan Festival Perahu Naga atau Duanwu Festival mulai Sabtu hingga 22 Juni mendatang.

Aneka perahu dengan beragam hiasan seperti kepala dan ekor naga berlomba mencapai garis akhir dengan iringan tabuhan drum dan genderang untuk menyemangati para pendayung berpacu.

Para penonton bersorak dari tepian sungai, sebagian meneriakkan "Jia you!" (Ayo, semangat) atau "Yong li!" (Lebih kuat) untuk menyemangati tim yang tengah berlaga.

Pada perayaan Festival Perahu Naga kali ini lomba perahu naga digelar di taman air Xiadu dan Beihai. Lomba berlangsung pukul 09.00 sampai 16.00 waktu setempat.

Sementara itu, warga beberapa permukiman tradisional (hutong) menggelar kelas membuat makanan khas Festival Perahu Naga, zongzi, atau dikenal sebagai bacang di Indonesia, dengan biaya 300 yuan atau sekira Rp637.500 per orang.

Beberapa hari sebelum Festival Perahu Naga setiap warga membuat zongzi, nasi atau ketan isi sayuran atau daging yang dibungkus menggunakan daun alang-alang atau bambu kemudian dikukus.

Festival Perahu Naga merupakan salah satu perayaan yang menjadi hari libur nasional di Tiongkok. Liburan Festival Perahu Naga 2015 dimulai sejak Sabtu (20/6) hingga puncak perayaan tiba pada Senin (22/6).

Festival yang digelar tiap bulan kelima penanggalan Tiongkok itu ditujukan untuk mengenang penyair Tiongkok Qu Yuan, yang 200 tahun lalu menenggelamkan diri di Sungai Mi Lo (Provinsi Hubei) untuk memprotes kesewenang-wenangan dan praktik korupsi.

Sebagai bentuk penghormatan terhadap sang penyair, saat Festival Perahu Naga warga melemparkan bacang ke sungai untuk menghalau ikan agar tidak memakan jasad sang penyair.

Resital puisi dan karya sastra lain pun dipentaskan di beberapa kuil dan taman untuk menandai Festival Perahu Naga di Beijing.

Tidak hanya itu, beberapa daerah juga menampilkan aneka kostum tradisional untuk menyemarakkan festival.

Selain di Beijing, Festival Perahu Naga juga dirayakan di Taiwan, Hong Kong, dan warga etnis Tionghoa di sejumlah negara.

Pewarta: Rini Utami
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015