Kami tidak ingin ada gejolak harga selama Ramadhan karena akan berdampak pada inflasi...
Semarang (ANTARA News) - Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah V Jateng-DIY berupaya terus memantau harga selama Ramadhan agar tidak terjadi gejolak akibat permainan sejumlah pihak.

"Kami tidak ingin ada gejolak harga selama Ramadhan karena akan berdampak pada inflasi, kami ingin inflasi dapat terus terkendali," kata Kepala BI Kanwil V Iskandar Simorangkir di Semarang, Selasa.

Untuk dapat memantau dan mengendalikan harga setiap saat, belum lama ini BI meluncurkan protokol manajemen lonjakan harga.

Sistem tersebut terhubung di setiap alat komunikasi seluruh pihak yang bertugas pada pengendalian harga di antaranya Pemprov Jateng mulai dari Gubernur hingga Sekda, BI, dan instansi terkait salah satunya Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jateng.

"Pada gadget tersebut ada daftar komoditas strategis dengan harga yang sedang berlaku di pasaran. Selama harganya wajar komoditas dan harga tersebut akan bertanda biru," katanya.

Tanda pada komoditas akan berwarna merah apabila harga mengalami kenaikan lebih dari 10 persen dan berlangsung selama tiga hari berturut- turut. Jika kondisinya demikian, maka pihak-pihak terkait harus segera melakukan rapat.

"Kami menyebutnya call meeting, jadi rapat koordinasi dapat dilakukan segera tanpa harus bertemu," katanya.

Menurutnya, salah satu upaya yang dapat segera dilakukan yaitu melakukan operasi pasar untuk komoditas yang mengalami kenaikan harga lebih dari 10 persen tersebut.

Sementara itu, secara umum masyarakat juga dapat memantau harga komoditas strategis melalui layanan sihati atau sistem informasi harga dan produksi komoditi yang sudah sejak tahun 2013 diluncurkan oleh BI.

Sihati merupakan media informasi yang terintegrasi dan dapat diakses secara luas. Ditujukan untuk memberikan informasi yang valid dan akurat terkait harga dan produksi komoditas kelompok bahan makanan di suatu wilayah.

Pewarta: Aris Wasita Widiastuti
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015