Jakarta (ANTARA News) - Perseroan Terbatas Sawit Sumbermas Sarana Mas Tbk memperoleh pinjaman 110 juta dolar AS (sekitar Rp1,46 triliun) yang didukung oleh sejumlah lembaga keuangan untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan bisnis perusahaan yang saat ini dalam kondisi baik.

"Langkah pinjaman tersebut telah dilakukan melalui persetujuan komisaris dan direksi," kata Direktur Keuangan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS) Harry M. Nadir kepada pers di Jakarta, Selasa.

Sebelumnya, kata Harry, perusahaan sudah ada pinjaman sebesar Rp1,5 juta. Hak guna usaha akan dijadikan sebagai jaminan dan salah satu bank yang akan memberi pinjaman adalah Bank Mandiri.

Hal tersebut disampaikan usai rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang menyetujui penjaminan sejumlah aset perseroan untuk mendukung perolehan pinjaman.

Harry mengatakan bahwa pinjaman dana sebesar itu telah dilandasi prinsip kehati-hatian sehingga tidak akan mengganggu operasional perusahaan.

Hal tersebut, kata dia, terbukti dengan pertumbuhan bisnis perseroan pada tahun 2014 mampu membukukan penjualan tidak kurang dari Rp2,8 triliun atau setara dengan laju pertumbuhan majemuk tahunan (CAGR) periode 2010--2014 sebesar 24 persen.

"Bahkan, pertumbuhan lebih tinggi terlihat pada laba bersih perseroan pada tahun 2014 sebesar Rp738 miliar yang setara dengan dengan 26 persen CAGR periode sama," katanya.

Dengan kemampuan sebesar itu, lanjut dia, perseroan akan mempertahankan dan meningkatkan kinerja serta melakukan pengembangan usaha untuk mengejar pertumbuhan bisnis yang signifikan, serta memperkuat strukrural permodalan.

Direktur Utama PT SSMS Rimbun Sitomorang mengatakan bahwa perseroan memiliki rencana jangka panjang komprehensif pengembangan industri agrobisnis dan pembudidayaan kelapa sawit terintegrasi dari hulu ke hilir.

Rencana komprehensif tersebut dimulai dari penanaman, pemanenan, pengolahan tandan buah segar (TBS) yang menghasilkan minyak kelapa sawit (CPO). Juga inti sawit dan minyak inti sawit, sampai pada penjualan, pemasaran, dan pendistribusian produk.

"Kami serius ingin mewujudkan visi kami yakni menjadi perusahaan perkebunan berkelas dunia," katanya.

Dari hasil akuisisi PT Tanjung Sawit Abadi dan PT Sawit Multi Utama pada tanggal 18 Februari 2015, kata dia, perusahaan mencatatkan hasil positif dalam memproduksi TBS yang hingga Mei 2015 mencapai 3987.830 metrik ton (MT) atau naik 12,4 persen dibanding periode sama 2014.

Ia mengatakan bahwa harga CPO dalam beberapa bulan terakhir ini memang tertekan akibat melemahnya rupiah terhadap dolar AS sehingga permintaan tidak terlalu menggembirakan.

"Akan tetapi, kami optimistis dalam semester kedua tahun ini harga akan membaik lagi sehingga bisa kembali ke masa jaya seperti tahun-tahun sebelumnya," kata Rimbun.

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015