Jakarta (ANTARA News) - Angggota DPR RI dari daerah pemilihan Nusa Tenggara Timur (NTT) II Herman Heri meminta Pemerintah melalui Dinas Kesehatan dapat meneliti bahaya mengkonsumsi makanan tradisional putak di NTT yang dikonsumsi penduduk penderita gizi buruk.

"Makanan putak ini apakah baik atau tidak untuk kesehatan, perlu diteliti oleh Dinas Kesehatan," kata Herman Heri, di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Rabu.

Herman Heri mengatakan hal itu menyikapi kasus gizi buruk yang
terjadi pada sekitar 900 orang di Provinsi NTT dan bahkan sampai ada yang meninggal dunia.

Guna mengurangi kasus gizi buruk, politisi PDI Perjuangan ini
juga memberikan bantuan berupa dua ton beras dan 25 dus mie instan kepada masyarakat di tujuh desa di Kecamatan Kualin dan Amanuban

Selatan, Kabupaten Timur Tengah Selatan (TTS) yang sebagian
penduduknya mengalami gizi buruk karena krisis pangan.

Bantuan tersebut diserahkan Herman Heri langsung kepada warga
korban kelaparan di Desa Oebelo dan Desa Noemuke di Kecamatan Amanuban Selatan, serta Desa Toineke, Tuapakas, Tuafanu, Kiufatu dan Desa Oni di Kecamatan Kualin.

Seperti diberitakan sebelumnya, masyarakat di Desa Oebelo dan Desa Toineke warganya terpaksa memakan putak yakni pati dari pohon enau yang diolah jadi makanan, karena kemarau panjang dan gagal panen.

Putak sebenarnya lebih layak untuk makanan ternak, dari pada
dikonsumsi manusia.

Herman Heri berharap, bantuan beras dan mie instan tersebut dapat meringankan beban masyarakat yang mengalami bencana kelaparan.

"Sudah menjadi kewajiban kami memberikan bantuan kepada warga yang mengalami bencana. Ini merupakan kewajiban sekaligus panggilan bagi saya putra NTT yang lahir dan besar di kampung halaman," kata anggota Komisi III DPR.

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015