Bandarlampung (ANTARA News) - Ekspor biji kopi robusta asal Lampung pada Juni 2015 mencapai 14.539 ton senilai 25,24 juta dolar Amerika Serikat.

"Ekspor biji kopi robusta Lampung masih terus berlangsung dan cenderung naik mengingat beberapa sentra perkebunan kopi tengah panen," kata Kepala Dinas Perdagangan Lampung Ferynia di Bandarlampung, Jumat.

Ia menyebutkan, selain mengekspor biji kopi robusta, Provinsi Lampung juga mengekspor biji kopi arabika meski tidak sebanyak robusta.

Berdasarkan data yang dihimpun Dinas Perdagangan Provinsi Lampung, lanjutnya, menunjukkan ekspor biji kopi robusta daerah itu menuju beberapa negara terutama di kawasan Eropa dan Asia.

Negara itu antara lain Alzajair, Armenia, Belgia, Bulgaria, Republik Ceko, Mesir, Georgia, Jerman, Yunani, Hongkong, India, Italia, Jepang, Malaysia, Maroko, Portugal, Rusia, Singapura, Swiss, Inggris, Afrika Selatan, Rumania, Iran, Amerika Serikat, dan Swedia.

Sementara itu, panen kopi di sejumlah sentra perkebunan kopi terutama di Lampung Barat diperkirkan naik 40 persen dibandingkan musim tahun lalu.

"Panen kopi tahun ini naik sekitar 30-40 persen bila dibandingkan musim tahun lalu. Tahun lalu panen kopi rata-rata 1,2 ton/ha," kata Sunyoto (64) petani kopi di Waytenong Lampung Barat.

Ia sebelumnya memprediksi ada kenaikan panen sekitar 50 persen untuk tahun ini, namun terjadi hujan cukup deras saat tanaman kopi mulai berbuah.

Ia mengatakan bahwa beberapa daerah di Lampung Barat seperti di desa/pekon Liwa, Suoh, Kenali, Beringin, dan Waytilah telah lebih dahulu panen.

Sedangkan di Waytenong, Fajar Bulan, Air Hitam yang memiliki dataran lebih tinggi dibandingkan desa-desa di atas, baru memasuki panen.

Ia mengatakan panennya diperkirakan tahun ini volumenya cukup baik rata-rata sekitar 1,2 ton/ha.

Sunyoto yang memiliki sekitar 2 hektar tanaman kopi itu menjelaskan, saat ini harga biji kopi kering Rp21.300/kg di pedagang pengepul. Sedangkan di tingkat pengekspor sebesar Rp22.800/kg.

Harga di tingkat pedagang pengepul itu bulan lalu masih berkisar Rp20.000 hingga Rp21.000/kg. Sementara tahun lalu harganya sempat mencapai Rp23.500/kg.

Sementara para petani di Kecamatan Ulubelu, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung berharap hasil budi daya kopi yang mereka usahakan tahun ini meningkat dengan harga yang juga naik.

Menurut beberapa petani kopi di sejumlah desa di Kecamatan Ulubelu, Senin, saat ini harga kopi berkisar Rp20.000 hingga Rp21.000 per kg untuk kadar air berkisar 18--19 persen, dan masih mengalami fluktuasi dengan kemungkinan bisa naik atau turun harganya.

Dia mengaku memiliki lahan kebun kopi seluas sekitar dua hektare, dengan hasil panen tahun ini diperkirakan akan meningkat dari sebelumnya.

Lampung merupakan pemasok kopi robusta terbesar di Tanah Air dengan produksi rata-rata 100.000--131.000 ton per tahun dengan luas areal kopi mencapai 173.670 hektare.

Produktivitas kopi Lampung 900 kilogram per hektare, dengan sentra produksi di Kabupaten Lampung Barat 65.010 hektare, Tanggamus 43.897 hektare, serta 22.594 hektare lainnya tersebar di Kabupaten Waykanan, Lampung Utara, Pringsewu, dan Pesawaran.

Pewarta: Agus Wira Sukarta
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015