London (ANTARA News) - Keikutsertaan Indonesia dalam The Nordic World of Coffee di Gothenburg, Swedia menjadikan kopi Indonesia berhasil menembus pasar Eropa.

Indonesia berhasil menunjukkan kekayaan cita rasa kopi premium spesialti Indonesia dengan menyuguhkan 9 jenis kopi arabika indikasi geografis (IG) kepada buyers dan visitors serta mendisplai 45 jenis kopi spesialti premiun hasil beauty contest kopi dari seluruh wilayah Indonesia.

Atase Perindustrian KBRI Brussel Putu Juli Ardika, kepada Antara, Jumat, menyebutkan selama pameran berlangsung, pengunjung memadati paviliun Indonesia melakukan uji cita rasa (cupping) kopi spesialti Indonesia dengan latar belakang peta Indonesia.

Kepala Perwakilan KBRI Brussel, Iqnacio Kristanyo Hardojo, Promosi specialti Kopi Indonesia gencar dilakukan KBRI Brussel ini dijadikan momentum memperkenalkan Indonesia sebagai penghasil kopi dengan keragaman yang terbesar di dunia.

Paviliun Indonesia yang bertema Remarkable Indonesia  Home of World's Finest Coffee juga menampilkan atraksi budaya tradisional Indonesia berupa Rindik (musik bambu) Bali, pemakaian pakaian adat tradisional nusantara serta penyajian teh beraroma kopi (kahwa) dari daun kopi asal Sumatera Barat.

Penyajian kahwa daun ini sangat unik dan menarik karena satu-satunya peserta pameran yang mengaitkan kopi dengan unsur budaya lokal.

Walaupun baru tahap pengenalan, kahwa daun berhasil membukukan kontrak on spot antara dua buyers dengan Ketua Asosiasi Kopi Spesialti Indonesia (AKSI) Syafudin.

Dalam kontrak disepakati ekspor dua kontainer kahwa daun dengan nilai Rp 800 juta, masing-masing satu kontainer ke Norwegia dan Afrika Selatan.

Disamping itu, dilakukan penandatangan kontrak pembelian kopi arabika gayo antara CV. Gayo Mandiri Coffee dengan perusahaan Jerman, List & Beisler Gmbh sebanyak 54 ton dengan nilai 261,9 ribu dolar AS. Selain itu antara CV. Gayo Mandiri Coffee dengan perusahaan Amerika Serikat, Royal Coffee Inc sebanyak 36 ton dengan nilai 198 ribu dolar AS.

Menurut Ketua AKSI, Syafudin , tidak saja Gayo yang laku dicari buyers, tapi juga kopi spesialti yang lain diantaranya kopi Kintamani, Prianger, Bajawa, Toraja, dan lainnya. Namun dengan kehadiran Pelaku Usaha kopi Gayo di Paviliun Indonesia memungkinkan terjadinya kontrak langsung dengan para buyers.

Sementara untuk potensial buyers kopi spesialti Indonesia lainnya karena pelaku usahanya tidak hadir penjelasan mengenai kopi diberikan ketua AKSI dan selanjutnya diberikan katalog profil perusahaan untuk melakukan kontak secara langsung.

Pelaku bisnis kopi dari seluruh penjuru dunia mengunjungi World of Coffee Expo ini. Jumlah pengunjung selama penyelenggaraan Expo, menurut panitia penyelenggara diperkirakan mencapai 5000 pengunjung, dan tidak kurang dari 1000 orang diantaranya mengunjungi paviliun Indonesia.

Terdapat sembilan negara yang turut berpartisipasi dalam pameran ini, yaitu Brasil, Burundi, El Salvador, Honduras, Kosta Rika, Nikaragua, Panama, Republik Dominika dan Uganda, disamping negara-negara Afrika yang terhimpun dalam African Fine Coffee Associatio.

Dari pelaku usaha kopi terdapat 202 perusahaan termasuk roaster, perusahaan industri mesin, peralatan dan pengolahan kopi kemasan serta sirup pemerkaya rasa kopi cappuccino dan latte.

Pada event kopi dunia ini juga diselenggarakan lomba tingkat dunia dan Indonesia turut serta untuk World Cup Tasters Championship dan World Latte Art Championship. Iwan Setyawan, World Latte Art Indonesia berhasil membukukan prestasi sebagai World Latte Art Championship tingkat 13 dunia.

Dalam menjaga momentum dan keberlanjutan, Kepala Perwakilan KBRI melakukan penandatanganan MoU untuk promosi kopi spesialti Indonesia di UE dengan Executive Director SCAE, David Veil disaksikan Direktur Industri Minuman dan Tembakau, Kemenenterian Perindustrian, Faiz Achmad dan AKSI serta memutuskan akan berpartisipasi kembali pada kegiatan World of Coffee tahun 2016 di Dublin, Irlandia.

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015