Dalam seleksi pimpinan Badan Amil Zakat, Infaq dan Shodaqoh Nasional (Baznas) yang sedang berlangsung, Komisi VIII berharap terpilih yang bisa menggerakkan seluruh lembaga amil yang ada,"
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komisi VIII DPR Saleh Partaonan Daulay mengatakan, perlu ada koordinasi antarlembaga amil zakat untuk mewujudkan sinergi program demi kemaslahatan umat Islam di Indonesia.

"Dalam seleksi pimpinan Badan Amil Zakat, Infaq dan Shodaqoh Nasional (Baznas) yang sedang berlangsung, Komisi VIII berharap terpilih yang bisa menggerakkan seluruh lembaga amil yang ada," kata Saleh Partaonan Daulay melalui pesan singkat di Jakarta, Jumat.

Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan lembaga-lembaga amil yang ada perlu berkoordinasi dengan Baznas atau badan amil zakat daerah sehingga ada gerakan da program yang seirama secara nasional.

Menurut Saleh, pemerintah juga perlu mendirikan lembaga sertifikasi lembaga pengelola zakat. Dengan begitu, hanya lembaga tersertifikasi saja yang bisa mengumpulkan, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat.

"Salah satu kendala dalam memaksimalkan potensi zakat adalah menjamurnya lembaga-lembaga amil tidak resmi yang biasanya bermunculan saat Ramadhan. Belum lagi hampir seluruh masjid juga menyiapkan panitia pengumpulan dan penyaluran zakat mal dan zakat fitrah," tuturnya.

Saleh mengatakan hal tersebut menyebabkan potensi zakat Indonesia menjadi tersebar di banyak tempat dan tidak terkoordinasi secara maksimal.

Menurut Saleh, potensi zakat Indonesia merupakan yang terbesar di Asia. Ada yang berpendapat potensi zakat Indonesia bisa mencapai Rp123 triliun, bahkan menurut kajian Badan Amil Zakat, Infaq dan Shodaqoh Nasional (Baznas) mencapai Rp217 triliun per tahun.

Saleh mengatakan angka tersebut tentu cukup besar dan sangat disayangkan bila tidak dikelola dengan baik. Dia mengandaikan, bila APBD provinsi rata-rata adalah Rp10 triliun, maka potensi zakat Indonesia bisa membiayai hampir 21 provinsi.

"Sayangnya, hitung-hitungan itu masih bersifat normatif. Kenyataannya, zakat yang terkumpul sangat jauh dari jumlah tersebut," katanya.

Saat ini, seluruh amil yang ada baru mampu mengumpulkan zakat antara Rp2,7 triliun hingga Rp3 triliun setiap tahun. Itu berarti lembaga-lembaga amil perlu bekerja lebih keras lagi.

Saleh mengatakan, selain meningkatkan akuntabilitas dan profesionalitas, lembaga-lembaga amil perlu melakukan inovasi dan pembaruan dalam mengelola zakat.

Salah satu yang menjadi kendala saat ini adalah masih banyak muzakki yang tidak menyalurkan zakat lewat lembaga amil resmi. Bahkan ada sebagian yang membagikan zakatnya secara langsung.

"Ada perusahaan yang mengundang fakir miskin, lalu membagikan uang dan paket sembako dengan niat membayar zakat. Ada juga perorangan membagi zakat dengan mengundang orang berbaris di depan rumahnya yang tidak jarang jatuh korban," ujarnya.

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015