Padahal, hujan hanya berlangsung sekitar satu jam, tetapi genangan airnya cukup dalam."
Samarinda (ANTARA News) - Banjir merendam sejumlah ruas jalan di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, menyusul hujan deras yang melanda daerah itu pada Sabtu sore.

Dari pantauan hingga Sabtu malam, banjir terparah berlangsung di kawasan Jalan Pangeran Suryanata dengan ketinggian air 60 hingga 80 sentimeter.

Akibat genangan air yang cukup dalam melanda jalur menuju Kota Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara itu, kemacetan panjang hingga lebih satu kilometer terlihat berlangsung di Jalan Kadrie Oening.

Bahkan, puluhan kendaraan khususnya roda dua, terlihat mogok akibat nekat menerobos genangan air.

"Padahal, hujan hanya berlangsung sekitar satu jam, tetapi genangan airnya cukup dalam. Bagaimana jika hujan berlangsung selama berjam-jam, mungkin sebagian wilayah Samarinda sudah tenggelam," ungkap seorang warga, Rahman, ditemui saat terjebak macet di Jalan P. Suryanata.

Genangan air dengan ketinggian 50 hingga 70 sentimeter juga terlihat di kawasan Jalan Pangeran Antasari.

Di tempat ini juga, sejumlah kendaraan roda dua terlihat mogok akibat pengendara nekad menerobos genangan air yang cukup dalam.

"Saya tidak tahu kalau di tengah jalan ada lubang sehingga motor saya langsung mogok ketika saya mencoba menerobos genangan air," kata seorang pengendara di Jalan P Antasari.

Genangan air akibat hujan yang terjadi pada Sabtu sore juga terlihat berlangsung di Jalan dr. Sutomo, Jalan Lambung Mangkurat serta sebagian Jalan Gerilya serta Jalan Wahid Hasyim.

Koordinator Tinta Merah, sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang getol mengkritisi berbagai kebijakan publik di Kota Samarinda, Herman A Hasan menilai, seringnya terjadi banjir di daerah itu akibat kebijakan pembangunan yang tidak memerhatikan lingkungan.

"Banyak wilayah resapan air yang rusak akibat dijadikan kawasan pemukiman dan perkantoran sehingga walaupun hujan hanya berlangsung bebeapa saat, sejumlah kawasan khususnya yang memang selama ini rawan tergenang langsung terendam," ujar Herman A Hasan.

Selain itu tambah Herman A Hasan, sistem drainase di Kota Samarinda sangat buruk, menyebabkan sirkulasi air terhambat.

"Kondisi ini sudah berlangsung selama bertahun-tahun dan sepertinya Pemerintah Kota Samarinda belum punya formulasi yang tepat untuk menangani kerapnya terjadi banjir. Semestinya, pemerintah lebih fokus pada penanganan banjir sebab kondisi seperti ini sudah sering terjadi dan aktivitas masyarakat tentunya sangat terganggu," ungkap Herman A Hasan. 

Pewarta: Amirullah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015