Jakarta (ANTARA News) - Pelaku bom bunuh diri yang meledakkan dirinya di dekat tempat ibadah kaum Syiah di Ibu Kota Kuwait pada Jumat (26/6), teridentifikasi sebagai warga negara Saudi, demikian dilaporkan media setempat, Minggu waktu setempat.

Kementerian Dalam Negeri Kuwait mengungkap pelaku bom bunuh diri tersebut bernama Fahd Suliman Abdul-Muhsen al-Qabaa dan mengatakan ia terbang ke bandara Kuwait saat fajar pada hari Jumat, hanya beberapa jam sebelum ia meledakkan bom yang mengakibatkan sedikitnya 27 orang tewas dan 227 orang terluka.

Menteri Dalam Negeri Arab Saudi yang mengatakan, al-Qabaa terbang ke Kuwait melalui Bahrain, menambahkan bahwa ia sebelumnya tidak diketahui terkait dengan terorisme, lapor Al Arabiya News Channel, Minggu.

Pada hari Sabtu, polisi Kuwait telah menangkap pengemudi yang mengangkut pelaku bom bunuh diri ke masjid di mana ia meledakkan dirinya, demikian laporan kantor berita resmi KUNA.

Sopir, yang disebut sebagai Abdulrahman Sabah Eidan Saud, digambarkan sebagai "penduduk ilegal" lahir pada tahun 1989, yang membawa pelaku bom ke masjid Al-Imam Al-Shadiq di Kuwait City, Jumat.

Pelaku bom bersembunyi di sebuah rumah di distrik Al-Rigga di kota selatan Al-Ahmadi Governorate.

Pihak berwenang juga telah menahan pemilik rumah tempat pembom tinggal, seorang warga Kuwait yang menganut "fundamentalis dan ideologi menyimpang", sebagaimana dikutip dari pernyataan Kementerian Dalam Negeri.

Kementerian itu mengatakan pihak berwenang akan "melanjutkan upaya untuk mengungkap komplotan dalam tindak pidana tersebut dan untuk mengungkapkan semua informasi dan fakta-faktanya."

Ribuan warga Kuwait, Sabtu (27/6), menerjang teriknya panas untuk menghadiri pemakaman 18 korban tewas dalam serangan itu, serangan paling parah di negara Teluk tersebut selama bertahun-tahun yang diklaim oleh kelompok fanatik Negara Islam (ISIS) sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan itu.

Sisa delapan jenazah dari korban tewas diterbangkan ke kota suci Syiah Irak, Najaf, untuk dimakamkan, ujar Menteri Negara Urusan Kabinet Sheikh Mohammad Abdullah Al-Sabah.

Pelayat yang datang sangat banyak meskipun saat siang hari di bulan Ramadhan dengan suhu 45 derajat Celsius.

Penerjemah: Monalisa
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015