Jakarta (ANTARA News) - Calon Kepala BIN Letjen TNI (Purn) Sutiyoso mengeluhkan anggaran operasional BIN yang masih kecil yaitu sekitar Rp2 triliun.

"Ruang lingkup dan tugas BIN, operasi yang bukan di dalam namun di luar negeri, saya kira penilaian sementara nilai Rp2,4 triliun apalagi mau dipotong, itu sangat kecil," katanya di Ruang Rapat Komisi I DPR RI, Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan BIN adalah lini terdepan dalam keamanan negara sehingga harus ditopang dengan biaya yang cukup.

Menurut dia, di negara manapun operasi intelijen adalah operasi yang mahal karena menyangkut keselamatan negara.

"Dalam hal anggaran, saya akan berkonsultasi dengan Komisi I DPR RI," ujarnya.

Sutiyoso enggan menyebut anggaran ideal yang harus dimiliki BIN namun anggaran saat ini masih terlalu kecil untuk menunjang kerja intelijen.

Anggaran BIN itu menurut dia juga digunakan untuk gaji pegawai, operasional yang lingkupnya luas dan juga mendukung kerja intelijen di luar negeri.

"Nilai itu tentu sangat kecil sepengetahuan saya bila (dibandingkan dengan) biaya intelijen di negara-negara lain," katanya.

Sebelumnya Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq mengatakan alokasi anggaran BIN di 2015 senilai Rp2,6 triliun dan hingga saat ini realisasinya sebesar 42 persen.

"Realisasi sebesar 42 persen adalah tinggi," katanya.

Sementara itu menurut dia, Kepala BIN Marciano Norman dalam Raker antara Komisi I DPR RI dengan BIN pada Senin (15/6) menjelaskan, pagu anggaran indikatif BIN di tahun 2016 senilai Rp2,01 triliun. 

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015