Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah melalui Kementerian ESDM menunjukkan keseriusan dalam upaya mendorong program diversifikasi bahan bakar minyak ke gas dalam peningkatan ketahanan energi nasional melalui penandatanganan kontrak penjualan dan pembelian gas/LNG.

Menteri ESDM Sudirman Said, dalam penandatanganan empat kontrak penjualan dan pembelian gas/LNG di Jakarta, Selasa, mengatakan diversifikasi BBM ke gas merupakan langkah strategis yang dilakukan pemerintah di tengah penurunan produksi minyak mentah dan meningkatnya kebutuhan energi dalam negeri selain bisa mengurangi beban devisa akibat impor bahan bakar.

"Pemerintah akan terus investasi di bidang energi yang merupakan penopang utama pertumbuhan ekonomi jangka panjang," katanya.

Sudirman mengklaim, penandatanganan empat kontrak penjualan dan pembelian gas/LNG itu akan menggerakkan investasi senilai 4 miliar dolar AS atau setara Rp50 triliun.

"Penandatanganan perjanjian ini akan menggerakkan investasi senilai 4 miliar dolar AS atau setara dengan Rp50 triliun," katanya.

Program diversifikasi BBM ke gas/LNG sendiri sejalan dengan UU No.30 Tahun 2007 tentang Energi serta Peraturan Presiden No. 79 Tahun 2014 yang menargetkan penggunaan gas sebesar 22 persen dari seluruh pasokan energi primer nasional.

Ada pun empat kontrak penjualan dan pembelian gas/LNG yang ditandatangani pada Selasa (30/6) yaitu penandatanganan LNG Sales dan Purchase Agreement (LNG SPA) Wilayah Kerja Muara Bakau dari Lapangan Jangkrik di mana PT Pertamina (Persero) membeli 0,7 juta ton per tahun dari Muara Bakau PSCS (terdiri atas Eni, GDF Suez dan Saka Energy).

Kontrak kedua yakni penandatanganan LNG Sales dan Purchase Agreement (LNG SPA) Wilayah Kerja Muara Bakau dari Lapangan Jangkrik North East dengan rincian penjual, pembeli dan volume yang sama dengan kontrak dari Lapangan Jangkrik.

Selanjutnya, kontrak ketiga adalah penandatanganan Master Sales & Purchase Agreement (MSPA) dan Confirmation Notice (CN) Donggi Senoro LNG.

Dalam kontrak tersebut, Pertamina membeli 1 std cargo atau sekitar 56.000 ton LNG dari PT DSLNG untuk periode  Juli - 25 Agustus 2015.

Terakhir, yaitu penandatanganan Perjanjian Jual Beli Gas (PBJG) Sumatera Bagian Selatan Utara. Dalam kontrak tersebut, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk membeli 8 MMSCFD - 25 MMSCFD gas dari anak perusahaan PT Pertamina (Persero) selama lima tahun.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja, dalam kesempatan tersebut, menegaskan komitmen pemerintah untuk memprioritaskan kebutuhan gas domestik.

Ia mengatakan produksi gas dari dua lapangan di Blok Muara Bakau yang mencapai 450 juta kaki kubik per hari itu akan fokus dialokasikan untuk pasar domestik.

"Artinya kalau tidak terserap semua oleh domestik itu bisa diekspor, pasalnya potensi gas di sana masih sangat besar," ujarnya.

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015